Langkah Pertama Sultan Hamengku Buwono IX saat Jepang Tiba di Jogja

SRI Sultan Hamengku Buwono IX lahir di Ngasem, Yogyakarta pada 12 April 1912. Ia bernama asli Gusti Raden Mas Dorodjatun.

Saat usianya yang ke dua tahun, Dorodjatun sudah mendapat status sebagai Putra Mahkota Yogyakarta. Berbagai pendidikan telah ditempuh oleh Dorodjatun. Ia pun sempat menempuh pendidikan di Belanda.

Namun, sebelum sempat menyelesaikan tugas akhirnya di Universitas Leiden, ia diminta pulang ke Indonesia untuk menggantikan ayahnya yang menjabat sebagai sultan Yogyakarta.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan Sultan Yogyakarta yang berperan besar dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Ia memiliki peran penting dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Saat Jepang berhasil masuk ke Indonesia dan Belanda menyerah tanpa syarat, Sultan Hamengku Buwono IX langsung memikirkan cara supaya Jepang tidak langsung memerintah di Yogyakarta. Hal ini dilakukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX karena ia tidak mau rakyat Yogya diperlakukan dengan buruk oleh Jepang.

Pada buku yang berjudul Tahta Untuk Rakyat : Celah-celah Kehidupan Sultan Hamengku Buwono IX dituliskan bahwa Sri Sultan Hamengku Buwono IX mengambil dua langkah supaya ia bisa memimpin rakyat kerajaannya sendiri.

Ia mengatakan kepada Jepang bahwa segala hal yang menyangkut daerah Kesultanan Yogya harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Sultan. Jepang pun setuju dengan perkataan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Dengan adanya dua strategi tersebut, hal ini memberikan peluang besar dan kesempatan bagi Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam menjabat daerah Yogya.