Tradisi Unik Ponpes di Blitar, Tunaikan Salat Tarawih 23 Rakaat Hanya 10 Menit

Tradisi Unik Ponpes di Blitar, Tunaikan Salat Tarawih 23 Rakaat Hanya 10 Menit

Travel | BuddyKu | Kamis, 23 Maret 2023 - 22:49
share

BLITAR - Jamaat pondok pesantren Mamba\'ul Hikam di Desa Mantenan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar didatang warga dari berbagai daerah sekitar.

Hampir 2.000 jamaah datang ke pondok pesantren yang berdiri sejak tahun 1900an ini, atau sudah lebih dari satu abad yang lalu.

Bantu Pedagang Korban Bencana, Mayjen TNI (Purn) Wuryanto: Hati Saya Langsung Tergerak

Hampir tidak ada perbedaan pondok pesantrena pimpinan Kiyai Haji Dliya\'uddin Azzamzami ini yang mengajarkan mengaji salafiah. Perbedaanya hanya untuk salat tarawih yang terbilang cepat, yakni kurang lebih sepuluh menit untuk 23 rakaat beserta salat witirnya.

Salah satu jamaah, Arif, mengaku memilih salat di Pondok Mambu\'ul Hikam ini karena kecepatanya. Disaat kesibukannya sebagai pekerja, ia tetap bisa menjalankan ibadah.

Jaga Kesehatan Santri, Pesantren Sehat Digelar selama Ramadhan di Bogor

Ia pun meyakini, tidak ada perbedaan soal syarat dan rukun salat dengan salat terawih yang dilakukan di masjid lainya.

"Saya memang memilih untuk salat tarawih di sini karena cepat. Jadi lebih fokus dan tidak melamun saat salat," katanya, Kamis (23/3/20230.

Kiyai Haji Dliya\'uddin Azzamzami pengasuh pondok pesantren Mamba\'ul hikam mengatakan, salat cepat ini sudah menjadi tradisi sejak jaman kakeknya, yakni Kiyai Haji Abdul Qofur pada tahun 1900an.

Alasan pendahulunya melaksanakan salat cepat ini karena masyarakat desa mantenan saat itu banyak yang berkerja dan sulit diajak beribadah, sehingga membuat rakaat salat tarawih lebih cepat.

Ia mengatakan meski ada anggapan salatnya belum tumakninah, namun ia menyakini tidak ada perbedaan salat terawih di pondoknya dengan tempat lain.

Salat ini juga tidak mengurangi syarat dan rukun sholat. Ia mengaku mendapat dukungan dari ulama-ulama yang lain, sehingga tradisi ini tetap berlangsung lebih dari satu abad.

"Salat tarawih di sini sudah dimulai sejak mbah saya. Tarawih yang tidak mengurangi dan tidak mengubah aturan salat yang ada. Salat tarawih ini sudah dilakukan sejak 1907 dari mbah saya hingga sekarang," ujarnya.

Pondok pesantren Mamba\'ul Hikam memiliki lebih dari 1.500 santri, baik laki-laki dan perempuan. Tidak hanya datang dari warga sekitar, namun juga warga luar pulau, seperti Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Mereka datang ke Pondok Mamba\'ul Hikam untuk belajar mengaji salafiyah atau mengaji kitap kuning.