Mengenal Apa Itu Fenomena Ekuinoks: Fenomena Saat Matahari Terbit di Timur dan Terbenam di Barat
Apakah kamu pernah mendengar istilah ekuinoks, apa itu fenomena ekuinoks. Istilah tersebut kerap kali muncul pada saat memasuki bulan Maret ataupun September, tetapi untuk lebih jelasnya simak pembahasan berikut ini.
Apa itu fenomena ekuinoks? Ekuinoks adalah fenomena alam yang terjadi ketika Matahari melintasi garis ekuator Bumi. Dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret dan September, ekuinoks terjadi saat garis batas siang-malam sejajar dengan garis bujur bola Bumi. Pada saat itu, Matahari akan terbit tepat di Timur dan terbenam di Barat. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.
Menurut peneliti dari Pusat Riset dan Antariksa BRIN Andi Pangerang, ekuinoks disebabkan oleh kondisi Bumi yang berotasi secara miring terhadap ekliptika sekaligus mengorbit Matahari. Sehingga, ujung sumbu rotasi Bumi selalu menghadap ke arah yang sama, yaitu Polaris atau bintang kutub.
Efek yang ditimbulkan dari ekuinoks adalah adanya pergantian musim terutama bagi negara-negara subtropis dan berlintang tinggi. Secara astronomis, awal musim ditandai dengan ekuinoks dan solstis. Saat ekuinoks, intensitas radiasi Matahari yang diterima di ekuator Bumi bernilai maksimum. Namun, hal ini hanya salah satu faktor yang mempengaruhi suhu permukaan Bumi.
Selain itu, fenomena ekuinoks juga berpengaruh pada kemunculan aurora yang paling berwarna sepanjang tahun di wilayah kutub. Aurora adalah cahaya yang bersinar di langit malam yang disebabkan oleh partikel bermuatan yang bertabrakan dengan atmosfer Bumi. Meskipun kutub magnet Bumi tidak cocok dengan wilayah kutub secara geografis, keduanya tetap miring terhadap Matahari. Dua kali setahun, di sekitar momen ekuinoks, orbit Bumi membawa medan miring ini ke posisi utama untuk menerima partikel bermuatan yang menyebabkan aurora.
Dampak Ekuinoks Pada Bulan Maret
Setelah mengetahui apa itu fenomena ekuinoks, apa sebenarnya dampak yang diberikan oleh fenomena tersebut, khususnya pada bulan Maret. Pada bulan Maret, ekuinoks terjadi saat Matahari terbit di Timur dan terbenam di Barat. Fenomena ini memiliki dampak yang cukup signifikan pada Bumi, terutama bagi negara-negara subtropis dan berlintang tinggi.
Salah satu dampak ekuinoks pada bulan Maret adalah pergantian musim. Secara astronomis, ekuinoks menandai awal musim semi di belahan Bumi Utara dan awal musim gugur di belahan Bumi Selatan. Pergantian musim ini mempengaruhi cuaca dan suhu di berbagai wilayah di seluruh dunia. Pada saat ekuinoks, intensitas radiasi Matahari yang diterima di ekuator Bumi mencapai puncaknya, sehingga dapat memengaruhi kenaikan suhu di wilayah tersebut.
Namun, perlu diingat bahwa ekuinoks hanya salah satu faktor yang mempengaruhi cuaca dan suhu di Bumi. Ada banyak faktor lainnya, seperti perubahan iklim, polusi, dan aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi cuaca dan suhu di suatu wilayah. Oleh karena itu, dampak ekuinoks pada bulan Maret tidak dapat dijadikan sebagai patokan utama dalam memprediksi cuaca dan suhu di seluruh dunia.
Selain pergantian musim, ekuinoks pada bulan Maret juga dapat mempengaruhi aurora di wilayah kutub. Aurora adalah cahaya yang terlihat di langit malam di wilayah kutub. Cahaya ini disebabkan oleh partikel bermuatan yang masuk ke atmosfer Bumi dan berinteraksi dengan molekul udara. Pada saat ekuinoks, medan magnet Bumi menjadi lebih mudah dilalui oleh partikel bermuatan, sehingga aurora menjadi lebih terlihat dan intens.



