Sebenarnya Ada di Mana Ujung dari Alam Semesta?
Ketika Anda memadang angkasa, sulit untuk membayangkan Bumi yang begitu besar menjadi sangat kecil jika dibandingkan dengan keseluruhan alam semesta.
Asal-usul alam semesta kita telah menarik minat para ilmuwan selama ratusan tahun. Banyak orang yang ingin tahu apa dan siapa yang ada di luar sana. Beberapa orang bahkan ingin sekali melakukan perjalanan ke ujung alam semesta, hanya untuk melihat seperti apa alam semesta itu.
Para astronom dan astrofisikawan menggunakan berbagai macam teknologi modern, termasuk teleskop, superkomputer, dan detektor radiasi, untuk mempelajari alam semesta. Alat-alat ini memungkinkan mereka untuk melihat galaksi-galaksi yang jaraknya milyaran tahun cahaya.
Apakah galaksi-galaksi yang jauh itu berada di tepi alam semesta? Ternyata Tidak! Para ilmuwan tahu kalau ukuran alam semesta bergantung pada bentuknya dan seberapa cepat alam semesta membesar. Karena mereka hanya memiliki teori tentang faktor-faktor tersebut, para ilmuwan hingga kini tidak bisa mengukur seberapa besar alam semesta.
Dilansir dari Wonderopolis, Sebagian besar astronom memperkirakan usia alam semesta sekitar 13,8 milyar tahun. Mereka memperkirakan usia alam semesta dengan mengukur jarak dan waktu yang dibutuhkan cahaya dari galaksi terjauh untuk mencapai Bumi.
Berdasarkan temuan ini, para astronom percaya bahwa, dari Bumi mereka dapat menggunakan teknologi modern untuk melihat sekitar 13,8 miliar tahun cahaya ke segala arah.
Hal ini menempatkan Bumi di tengah-tengah bola yang bisa diamati dengan radius 13,8 miliar tahun cahaya. Dengan kata lain, bagian alam semesta yang bisa kita amati dari Bumi adalah bola yang sejauh hampir 28 milyar tahun cahaya.
Tapi, apakah itu sudah mencakup seluruh alam semesta? Tidak! Alam semesta ini jauh lebih besar lagi. Galaksi terjauh yang bisa dilihat telah banyak berubah dalam waktu yang dibutuhkan cahayanya untuk mencapai Bumi.
Karena alam semesta terus mengembang sejak awal terbentuk, galaksi yang berjarak 13,8 milyar tahun cahaya dari Bumi pada saat alam semesta lahir akan berjarak sekitar 46 milyar tahun cahaya, yang berarti alam semesta akan menjadi 92 milyar tahun cahaya.
Pada kenyataannya, alam semesta bahkan lebih besar dari itu dan terus mengembang. Berdasarkan data dari probe modern dan teleskop ruang angkasa, para ilmuwan NASA sekarang percaya bahwa alam semesta pada dasarnya berbentuk datar, yang berarti ukurannya tidak terbatas karena terus membesar..
Dengan alam semesta yang tak terbatas, mustahil kita bisa mencapai ujungnya. Sebagai manusia, kita hanya bisa berharap untuk terus belajar lebih banyak tentang alam semesta karena kemampuan kita untuk melihat ke bagian terluar alam semesta semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi.
Perjalanan ke ujung alam semesta hanya bisa dimungkinkan lewat film fiksi ilmiah. Hal yang sama berlaku untuk perjalanan ke tepi alam semesta yang dapat diamati. Sebagai gambaran, bayangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pergi ke Bulan.
Misi berawak ke Bulan membutuhkan waktu sekitar tiga hari untuk sampai ke Bulan, jarak dari Bumi ke Bulan sebenarnya hanya 1,3 detik cahaya. Sekarang bayangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak 13,8 miliar tahun cahaya!