Sejarah Stasiun Alastua, Tempat Pemberhentian KA Tertua di Indonesia yang Masih Beroperasi
MENGULIK sejarah Stasiun Alastua di Tlogomulyo, Pedurungan, Kota Semarang , Jawa Tengah. Stasiun kereta api kelas II ini merupakan peninggalan pemerintahan Hindia Belanda. Salah satu stasiun tertua di Indonesia yang masih beroperasi aktif melayani kereta api.
Sebelumnya predikat stasiun tertua dibangun oleh Belanda berada di Tambaksari, Semarang Utara yang dibangun pada 2 Mei 1897 silam, dikenal dengan nama Stasiun Samarang NIS.
Dikelola oleh oleh perusahaan swasta yang dikenal dengan nama Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).
Dilansir dari laman Heritage KAI, Stasiun Alastua dibangun pada ketinggian sekitar 6 meter dan masuk dalam Daop 4 Semarang.
Alasan dibangunnya stasiun ini karena NIS akan membangun jalur kereta api pertama di Hindia Belanda pada tahun 1867.
Jalur perdana tersebut membentang sepanjang 25 kilometer membentuk jalur Semarang-Tanggung.
Kemudian, jalur Semarang-Tanggung ini merupakan bagian dari mega proyek NIS untuk membuat jalur kereta api yang menghubungkan Semarang-Vorstenlanden.
Vorstenlanden sendiri merupakan sebutan bagi daerah-daerah pecahan Kerajaan Mataram, antara lain Kasultanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Kadipaten Mangkunegaran dan Kadipaten Mangkualaman.
Terdapat 4 jalur di Stasiun Alastua. 1 jalur masih menggunakan bantalan kayu, 2 jalur masih menggunakan bantalan besi, dan 1 jalur sudah memakai beton.
Lebih lanjut, Stasiun Alastua memiliki ciri khas tersendiri, yaitu peronnya berbentuk pulau. Ini berarti terdapat 6 jalur yang ada di peron ini. Jalur 3 dan 4 adalah jalur menuju ke timur atau ke Stasiun Brumbung dan menuju ke barat atau ke Stasiun Tawang.

Walaupun menjadi tertua di Indonesia, dan masuk dalam kategori stasiun kelas 3 dengan areanya yang tidak terlalu luas, namun stasiun ini hingga kini masih beroperasi. Melayani rute Semarang-Ngrombo atau menuju Purwodadi, serta menggunakan sistem sinyal elektrik.

