Sejarah Hari Ini: Hari Kelahiran Mochtar Lubis, Sang Maestro
Sejarah hari ini, pada Selasa (7/3/2023), merupakan tanggal kelahiran Mochtar Lubis. sastrawan Indonesia yang memiliki pengaruh dan dampak luas terhadap tidak hanya di dunia literatur dan sastra, melainkan juga dunia jurnalistik negara ini.
Menghimpun informasi dari Ensiklopedia Kemendikbud dan beberapa sumber relevan lainnya, berikut biografi singkat dari Mochtar Lubis dan sepak terjangnya dalam dunia sastra maupun dunia jurnalistik di Indonesia.
Hari Kelahiran Mochtar Lubis
Kehidupan Awal
Mochtar Lubis lahir di Padang pada 7 Maret 1922. Dirinya merupakan keturunan orang penting dari Suku Mandailing. Ayahnya bernama Marah Husin Gelar Raja Pandapotan Lubis, bekerja sebagai Kepala Distrik Kerinci pada masa Pemerintahan Hindia Belanda dan ibunya bernama Siti Madinah Nasution.
Sejak kecil, Mochtar Lubis sudah mengenyam pendidikan di beberapa sekolah ternama. Dirinya merupakan lulusan HIS dan Sekolah Ekonomi Kayutanam, sebuah sekolah partikelir ekonomi besutan Sutan Muhammad Latif di Kayutanam.
Selain itu, Mochtar Lubis juga mempelajari berbagai topik berbeda secara otodidak seperti beberapa bahasa, ilmu sosial, politik dan jurnalistik. Tujuannya pada saat itu karena dirinya merasa ada sesuatu yang terbakar dalam dirinya untuk memerdekakan Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda.
Mulanya, Mochtar Lubis ingin melanjutkan pendidikannya ke sekolah kedokteran. Namun, sang tetapi ayahnya melarangnya, membuatnya belajar secara otodidak. Mochtar Lubis rupanya juga pernah menempuh pendidikan di Thomas Jefferson Fellowship (East-West Center, University of Hawaii, USA).
Kehidupan Sebagai Jurnalis
Sebagai jurnalis, Mochtar Lubis memiliki segudang pengalaman setelah bekerja di berbagai media di Indonesia. Beberapa media terkenal yang pernah Mochtar Lubis yaitu Kantor Berita Antara, Majalah Solidarity di Manila, Filipina, Harian Merdeka sampai Harian Indonesia Raya.
Media terakhir disebut-sebut sebagai media yang paling keras mengkritik pemerintahan era Sukarno. Akibatnya, karena ini Mochtar Lubis dan kawan-kawannya kerap keluar masuk penjara akibat kritikannya yang terlalu tajam.
Ketajaman dan sifatnya yang kritis sebagai jurnalis adalah sesuatu yang memang dimiliki Mochtar Lubis sejak usia belia. Hal inilah yang menjadikannya sebagai salah satu wartawan hebat di masanya, membuat dirinya berhasil menerima berbagai penghargaan jurnalistik.
Beberapa penghargaan yang dimaksud seperti Magsaysay Journalism and Literature Award di Filipina, Pena Emas dari Federasi Penerbit Surat Kabar Internasional di Perancis dan penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) untuk peliputan perang di Korea.
Kehidupan Sebagai Sastrawan
Selain sebagai wartawan, Mochtar Lubis juga dikenal sebagai maestro sastra Indonesia. Kehidupan sastranya diawali ketika dirinya dijebloskan ke penjara di masa kepresidenan Bung Karno. Di sana, Mochtar Lubis mulai menghabiskan waktu dengan melukis atau menulis cerita, baik itu cerita pendek (cerpen) atau novel.
Selepasnya dari lapas, Mochtar Lubis yang masih aktif dalam dunia jurnalistik, juga aktif menulis novel-novel legendaris yang hingga kini dinikmati masyarakat. Disebutkan kalau ciri khas karya-karya Mochtar Lubis ialah banyaknya unsur humor di dalamnya, amat sangat dekat dengan keseharian dan penuh putaran.
Mochtar Lubis juga banyak meraih penghargaan sastra seperti Hadiah Sastra BMKN untuk kumpulan cerpen Perempuan, Hadiah Yayasan Buku Utama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk novelnya Harimau-Harimau dan Hadiah Sastra Yayasan Jaya Raya untuk novel Maut dan Cinta.
Pada akhirnya, sang maestro mengembuskan napas terakhirnya pada 2 Juli 2004. Diketahui Mochtar Lubis meninggal karena penyakit asma yang sudah lama dideritanya.

