Kisah Cinta Tanpa Restu, Begini Asal-mula Bukit Gundaling Berastagi
BUKIT Gundaling di pinggir Kota Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara bukan hanya menyajikan pemandangan indah, tapi juga menyimpan cerita rakyat yang menarik tentang kisah cinta tanpa restu orang tuanya. Legenda ini berkembang lalu dianggap sebagai asal-usul nama Bukit Gundaling.
Mengutip dari situs resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Berastati dulu termasuk daerah penyebar agama Nasrani.
Dikisahkan bahwa dahulu kala ada seorang pemuda Inggris yang tinggal di kawasan Berastagi. Suatu hari, sang pemuda bule itu menyambangi sebuah bukit dan di sana lah dia berjumpa sosok wanita lokal berparas cantik. Wanita itu digambarkan begitu mempesona dengan rambut panjang dan gaya bicaranya pun sopan.
Lantaran terpincut, pemuda Inggris kemudian memberanikan diri menyapa si wanita. Tak ada penolakan, wanita itu menyambut baik sapaan si pemuda dan dari sana mereka pun lanjut berbincang cukup lama.
Tak terasa, hari sudah semakin sore sehingga gadis asal Berastagi itu pamit pulang. Pertemuan mereka hari itu menjadi awal kisah cinta keduanya.
Setelah berjumpah hingga mengobrol panjang, baik pemuda Inggris maupun wanita Berastagi itu ternyata saling jatuh cinta. Mereka jadi sering bertemu di bukit yang rimbun dihiasi pohon pinus setiap sore hari.
Singkat cerita, dua sejoli ini sepakat menjadi sepasang kekasih. Hari-hari mereka lewati dengan rutinitas serupa yakni bertemu di bukit.
Sampai pada suatu ketika, orangtua si gading mulai mengendus keanehan dari tingkah laku putri cantiknya. Selain sering senyum-senyum sendiri, anak mereka juga enggan membantu orangtuanya pergi ke ladang.
Kecurigaan semakin menjadi-jadi, orang tua sang gadis membuntutinya sampai ke bukit. Di sana, baru lah diketahui bahwa anak gadis mereka menjalin asmara dengan pemuda Inggris.
Orangtua si gadis marah bukan main dan memutuskan mengurung anak mereka di rumah. Tak sampai disitu saja, si gadis juga dijodohkan dengan sepupu dekatnya sendiri.
Sementara itu, pemuda Inggris yang galau lantaran tak lagi bisa bertemu pujaan hati pun nekat mengunjungi rumahnya secara diam-diam.
Saat berjumpa, pemuda Inggris diberi tahu bahwa gadis pujaannya akan dinikahkan dengan sepupu sendiri.
Mereka lantas berencana kabur bersama-sama. Keesokan harinya, dua sejoli sudah berjanji bertemu di bukit biasa mereka menghabiskan waktu.
Sayangnya, setelah sukses kabur melalui jendela, si gadis tertangkap oleh keluarganya sebelum sampai ke bukit bertemu pria Inggris. Hari itu juga, gadis asal Berastagi itu dinikahkan dan tak lagi bisa bertemu kekasihnya.
Pemuda Inggris yang menunggu kedatangan sang kekasih pun hanya bisa berteriak Darling berkali-kali sampai dia sadar gadis itu tak akan pernah kembali.
Dengan masih menyimpan luka di hati, suatu hari pemuda itu memutuskan untuk pergi dari Berastagi. Tapi sebelumnya, dia memandangi bukit sambil berulang kali mengucap Good Bye Darling.
Masyarakat sekitar yang mendengar kalimat tersebut tidak begitu paham ucapan pemuda Inggris. Akhirnya, dari kalimat Good Bye Darling kemudian berubah jadi Gundaling. Sejak itu lah, bukit di Berastagi memiliki nama Bukit Gundaling.

