Mengulik Sejarah Stasiun Jatinegara, Dulu Bernama Rawa Bangke Kini Jadi Cagar Budaya
SEJARAH Jatinegara yang dulunya diberi nama Rawa Bangke menuai rasa penasaran publik. Stasiun ini menyimpan kisah kelam dalam sejarah perkembangan perkeretaapian di Indonesia.
Stasiun Jatinegara berlokasi di Pisangan Baru, Kecamatan Matraman, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.
Sejarah Jatinegara yang dulunya diberi nama Rawa Bangke meninggalkan kisah pilu bagi masyarakat Jakarta.
Stasiun Jatinegara dulunya diberi nama Rawa Bangke karena bau bangkai yang menyengat. Masyarakat Suku Betawi menyebut kata bangkai dengan kata bangke.
Sekitar wilayah Stasiun Jatinegara dulunya berupa rawa yang sangat luas dan jauh dari pemukiman. Daerah ini sangat tidak aman. Seringkali terjadi aksi pembegalan bahkan pembunuhan.
(Foto: Instagram/@anggabimantara)
Pelaku pembunuhan membuang mayat korbannya di sekitar rawa. Banyak bangkai manusia tergeletak begitu saja. Tak mengherankan bila wilayah Stasiun Jatinegara dulunya tercium bau bangkai yang sangat menyengat.
Sejarah Jatinegara yang dulunya diberi nama Rawa Bangke tak lepas dari pembantaian pemberontak Tionghoa. Pada peristiwa 1740, pemberontakan Tionghoa dibunuh dan mayatnya dibuang hingga membusuk.
Masuk di masa kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin, nama Rawa Bangke berubah menjadi Rawa Bunga. Perubahan nama wilayah bertujuan untuk menghilangkan kesan seram.
Salah satu cerita rakyat berjudul \'Si Hamsyah\' menceritakan awal asal-usul wilayah Rawa Bangke. Haji Sanap salah satu sesepuh Rawa Bunga menjelaskan ada banyak cerita asal mula Rawa Bangke.
Kakek dari Haji Sanap menuturkan latar belakang Rawa Bangke bukan hanya dari pembantaian etnis Tionghoa.
Melainkan berasal dari pembuangan korban perampokan di wilayah tersebut. Perampok membuang mayat korbannya untuk menghilangkan jejak.
Pergantian nama menjadi Stasiun Jatinegara terjadi pada masa penjajahan Jepang. Pasukan Jepang tidak mengganti nama wilayah kekuasaan Belanda ke Jepang. Meski demikian, terdapat banyak versi sejarah penamaan Stasiun Jatinegara.

Jepang menyerahkan seluruh aset perkeretaapian kepada pemerintah Indonesia setelah kemerdekaan Indonesia. Saat ini, Stasiun Jatinegara berdiri di bawah PT KAI sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Stasiun Jatinegara merupakan cagar budaya. Bentuk dan keasliannya bangunan stasiun masih terjaga. Nuansa klasik masa kolonial Belanda tetap kental hingga saat ini lho!
