Sejarah Tradisi Ziarah Makam di Indonesia, Sempat Dilarang karena Berpotensi Syirik

Sejarah Tradisi Ziarah Makam di Indonesia, Sempat Dilarang karena Berpotensi Syirik

Travel | BuddyKu | Senin, 20 Februari 2023 - 15:25
share

JAKARTA, celebrities.id - Sejarah tradisi ziarah makam atau ziarah kubur di Indonesia sangat menarik untuk diulas. Apalagi, sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki tradisi berziarah ke makam anggota keluarga, teman, atau orang-orang terkasih lainnya.

Sebelum mengetahui bagaimana sejarah ziarah makam di Indonesia, mari kita tilik terlebih dahulu bagaimana kisah ziarah makam di zaman Rasulullah SAW.

Diketahui, Rasulullah SAW sebenarnya melarang umatnya untuk melakukan ziarah makam. Melansir laman NU Online, hal tersebut bertujuan untuk menjaga akidah umat Islam. Rasulullah khawatir, bila nantinya ziarah makam hanya akan membuat syirik dan menjadikan umat Islam menyembah kuburan.

Namun, Rasulullah belakangan memperbolehkan sahabat-sahabatnya untuk melakukan ziarah makam, sebab Rasulullah merasa bahwa akidah umat Islam dirasa sudah kuat. Hal tersebut beriringan dengan pandangan bahwa ziarah makam mampu membantu umat Islam untuk mengingat masa kematiannya kelak.

Lantas, seperti apa tradisi ziarah makam di Indonesia? Ziarah makam merupakan salah satu adat istiadat atau bentuk budaya bagi sebagian masyarakat Indonesia. Bukan hanya makam keluarga, banyak pula masyarakat Indonesia yang berziarah ke makam wali atau tokoh agama Islam lainnya di Tanah Air.

Menurut informasi dalam Prosiding Islam and Humanities berjudul Tradisi Ziarah Kubur Pada Makam Keramat/Kuno Jakarta: Pendekatan Sejarah, ziarah kubur sudah ada sejak Islam memasuki Nusantara, pada sekitar abad ke-7. Kala itu, keberadaan ziarah kubur bersamaan dengan tradisi lainnya, seperti ngaji kubur, tahlilan, dan lain-lain.

Disebut tradisi keagamaan karena mengandung unsur budaya dan agama. Dalam jurnal tersebut dijelaskan pula bahwa ziarah kubur adalah cerminan sempurna akan suatu tradisi atau kebudayaan masyarakat sebuah daerah.

Sebab, berbagai suku di Indonesia memberi penghormatan kepada leluhur atau nenek moyangnya melalui ziarah makam. Hal tersebut juga mencerminkan bagaimana ekspresi kepercayaan dan agama yang ada di tengah masyarakat Indonesia.

Secara garis besar, ziarah makam di Indonesia dilakukan untuk menunjukkan kasih sayang kepada orang yang sudah meninggal dunia, sekaligus bertawasul kepada Rasulullah SAW dan para alim ulama.

Di sisi lain, tradisi ziarah makam juga dapat dijadikan sarana edukasi untuk anak, bahkan cucu, guna meneladani kisah kesalehan orang-orang yang sudah wafat, sekaligus mewarisi warisan sejarah Islam.

Dengan mengunjungi makam para tokoh besar di Indonesia, anak-anak bisa mengetahui kisah kepahlawanan dan kehebatan tokoh tersebut dalam melakukan yang terbaik, baik untuk negara, agama, maupun keduanya.

Tak heran jika makam-makam tokoh besar, seperti Presiden pertama RI Soekarno di Blitar, ramai dikunjungi. Bukan hanya masyarakat biasa, para pejabat juga banyak tercatat bertandang ke MBK (Makam Bung Karno) ini.

Ziarah kubur di Indonesia sering disebut juga sebagai nyekar, yang muncul dari akulturasi budaya Islam, Jawa, dan Hindu. Pada kepercayaan Jawa, roh merupakan hal yang abadi dan akan selalu menemui keluarganya di bulan Ruwah atau bulan Syaban dalam kalender Islam.

Karena itu, bulan Ruwah adalah waktu yang pas bagi anggota keluarga yang masih hidup untuk mengingat atau bertegur sapa dengan anggota keluarga lain yang sudah meninggal dunia. Sementara, masyarakat Hindu juga memiliki tradisi menyapa roh nenek moyang menggunakan berbagai sesaji, seperti bunga atau sekar.

Dijelaskan sebelumnya bahwa ziarah makam atau nyekar dijadikan sebagai alarm mengingat kematian bagi umat Islam, sehingga tradisi nyekar adalah hal positif yang bisa dilakukan. Selain bersilaturahmi dengan melakukan tradisi nyekar bersama sanak keluarga, ziarah makam pun dapat menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk mempertebal iman.

Tradisi ziarah makam ke kuburan keramat juga kerap dilakukan di Indonesia. Sebuah makam dapat dikatakan keramat atau dikeramatkan apabila di tempat tersebut dimakamkan seorang tokoh berpengaruh atau leluhur.

Biasanya, dalam melakukan ziarah makam, masyarakat membaca berbagai salawat, zikir, dan wirid atau ratib, serta membaca doa di akhir ziarah makam. Bacaan doa tersebut bervariasi, bergantung pada kelompok peziarah atau pembimbingnya. Perlengkapan yang biasanya dibawa dalam ziarah kubur adalah air, kembang, dan minyak wangi.

Topik Menarik