Sultan Agung Sang Penakluk Surabaya dan Madura, Raja yang Bawa Mataram Islam ke Puncak Kejayaan
JAKARTA - Sultan Agung Hanyokrokusumo merupakan raja Mataram Islam yang berhasil membawa masa kejayaan Kesultanan Mataram pada 1627.
Nama aslinya adalah Raden Mas Jatmika atau dikenal juga sebagai Raden Mas Rangsan. Dia lahir di Kutagede, Matara pada 1593 dan wafat di Karta, Mataram pada 1645.
Masa pemerintahannya berlangsung sejak tahun 1613-1645. Puncak kejayaan Kesultanan Mataram dimulai setelah 14 tahun Sultan Agung memimpin.
Keberhasilan Sultan Agung dalam masa pemerintahannya
Mengutip dari Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Sultan Agung memiliki keberhasilan dalam bidang militer, politik, ekonomi, serta sosial dan budaya pada masa pemerintahannya.
Wilayah kekuasaan Mataram Islam pada masanya pun mencakup Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat. Dia juga berhasil menaklukkan daerah pesisir, seperti Surabaya dan Madura.
Dalam aspek ekonomi, Sultan Agung pernah memindahkan penduduk Jawa Tengah ke Karawang, Jawa Barat. Dikarenakan wilayah tersebut lebih memiliki sawah dan ladang yang luas serta subur.
Sultan Agung juga mengusahakan untuk memberikan pendidikan kepada rakyatnya. Dia pun menempatkan ulama sebagai pejabat anggota Dewan Parampara (Penasihat tinggi kerajaan).
Dalam struktur pemerintahannya, Sultan Agung mendirikan Lembaga Mahkamah Agama Islam dan gelar raja-raja di Mataram Islam, seperti raja Pandita.
Di bidang kebudayaannya, Sultan Agung berusaha untuk menyesuaikan budaya Indonesia dengan Hindu dan Islam.
Contohnya, grebeg yang disesuaikan dengan hari raya Idul Fitri dan kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Saat ini dikenal sebagai Garebeg Puasa dan Grebeg Maulud.
Tak hanya itu, Sultan Agung pun mengenalkan penanggalan tahun saka dan kitab filsafat Sastra Gendhing.
Sultan Agung juga mengubah perhitungan peredaran Matahari ke perhitungan peredaran bulan. Usaha yang dilakukannya pun dianggap telah menuliskan tinta emas pada masa pemerintahannya.
Dalam keberhasilannya Sultan Agung dalam memajukan agama dan kebudayaan Islam, dia pun mendapatkan gelar Susuhunan (Sunan).
Pada 1624, Sultan Agung mengubah gelarnya menjadi Susuhunan Agung Adi Prabu Anyakrakusuma atau Sunan Agung.
Melakukan Perlawanan ke Belanda
Sultan Agung pernah menjadi pemimpin yang secara besar-besaran melakukan perlawanan kepada Belanda.
Saat itu, Belanda datang melalui kongsi dagang Vereenigde Ooos Indische Compagnie (VOC). Perlawanan ini dilakukan di Batavia pada 1628-1629.
Hal yang menyebabkan terjadinya perlawanan ini adalah Sultan Agung menyadari bahwa keberadaan VOC membahayakan hegemoni kekuasaan Mataram Islam di Pulau Jawa.
Selain itu, kehadiran VOC juga akan menghambat penyebaran agama Islam di Jawa.
Namun, perlawanan Mataram Islam kepada VOC tidak membuahkan hasil yang bagus. Dikarenakan tentara VOC berhasil menggagalkan mereka dengan membakar lumbung persediaan makanan pasukan kerajaan Mataram.