Sejarah Peringatan Nisfu Syaban dan Pencetusnya
Sejarah peringatan Nisfu Syaban dan pencetusnya selalu menjadi perhatian menjelang Ramadan . Namun sebelum kita menjelaskan perihal tersebut baiknya kita mengenal dulu apa itu nisfu Syaban.
Nisfu Syaban adalah peringatan pada tanggal 15 bulan kedelapan (Sya\'ban) dari kalender Islam. Nama-nama ini diterjemahkan menjadi "malam pengampunan dosa", "malam berdoa" dan "malam pembebasan", dan sering kali diperingati dengan berjaga sepanjang malam untuk beribadah, berzikir, membaca Al-Quran, bersholawat dan muhasabah diri.
Ibnu Rajab, salah satu ulama kondang dari Madzhab Al-Hanabilah, dalam kitabnya " Lathaif Al-Maarif fima li Mawasim Al-Aam min Al-Wadha\'if" menyebut budaya menghidupkan malam nisfu Syaban adalah Syaikh Khalid bin Madan bin Abi Karb al-Kilaiy dari Syam (Wafat: 104 Hijrah). Beliau seorang ulama dari kalangan tabiin yang ahli ibadah.
Perihal keutamaan malam Nisfu Sya\'ban dijelaskan Asy-Syaikh As-Sayyid Abu Al-Fadhl Abdullah bin Muhammad bin Ash-Siddiq Al-Ghumari Asy-Syadziliyyah (wafat 1993 M di Maroko) dalam risalahnya berjudul "Kitab Husnul Bayan fi Lailatin Nishfi min Syaban".
Risalah ini disarikan dari beberapa kitab-kitab besar terkait. Seperti kitab Al-Idhah karya Imam Ibnu Hajar Al-Haitami (1503 M, Mesir - 1566 M, Jannatul Mualla Mekkah), kitab Maa Jaa fi Syahri Syaban karya Al-Hafidh Abul Khattab Dihyah Al-Andalusi (wafat 1207 M Maroko) dan kitab Fi Lailatin Nishfi karya Imam Ali Al-Ajhuri Al-Maliki Al-Mishri (wafat 1655 M di Mesir)
Menurut Syekh Abdullah Al-Ghumari, keutamaan malam Nisfu Syaban ini, sebenarnya sudah populer sejak dulu, terutama era generasi tabi\'in. Saat malam itu tiba, orang-orang akan menghidupkan malam dengan beribadah, memanjatkan doa dan membaca zikir-zikir.
Hadis Sandaran
Hadis yang dianggap shahih dan menjadi sandaran amalan ini diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi dalam kitabnya Syuab al-Iman: Nabi SAW bersabda: "Allah SWT melihat kepada hamba-Nya di malam Nisfu Syaban, Allah SWT mengampuni dosa semua makhlukNya kecuali orang musyrik dan orang yang sedang berseteru (dengan saudaranya). (HR al-Baihaqi). Syekh al-Albani menshahihkan hadis ini dalam kitabnya al-Silsilah al-Ahadits al-Shahihah. Beliau menjelaskan tentang shahihnya hadis ini beserta seluruh jalurnya dalam 4 halaman kitabnya di jilid ke 3. Beliau mengatakan:"Hadis shahih, diriwayatkan oleh jumlah banyak dari para sahabat, dari berbagai jalur sanad yang saling menguatkan satu sama lain."

