
Mengulik Sejarah Subulussalam, Kota Termuda di Aceh dan Tersepi di Indonesia
SUBULUSSALAM merupakan kota termuda di Provinsi Aceh. Dimekarkan dari Kabupaten Aceh Singkil pada 2 Januari 2007, Kota Subulussalam dihuni oleh lebih dari 93 ribu penduduk yang tersebar dalam lima kecamatan. Mayoritas warga Muslim.
Subulussalam yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2007, berbatasan langsung dengan Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
Berdasarkan data BPS 2021, jumlah penduduk Subulussalam mencapai 93.710 jiwa, dengan tingkat kepadatan 68 jiwa per kilomoeter persegi. Inilah yang membuat Subulussalam dijuluki salah satu kota paling sepi di Indonesia.
Subulussalam memiliki 82 gampong atau desa yang tersebar dalam lima kecamatan; Kecamatan Simpang Kiri, Kecamatan Penanggalan, Kecamatan Rundeng, Kecamatan Sultan Daulat, dan Kecamatan Longkib.
Sultan Daulat merupakan kecamatan terluas di Subulussalam, sedangkan Penanggalan adalah kecamatan terkecil dengan luas wilayahnya hanya sekitar 93 kilometer persegi.
Asal Usul Nama Subulussalam
Nama Subulussalam resmi digunakan sejak 14 September 1962. Pemberi nama Subulussalam adalah Prof. Ali Hasyimi yang menjabat Gubernur Aceh pada 1957-1064. Ali Hasyimi merupakan ulama, sastrawan, sekaligus tokoh kharismatik yang sangat dihormati.
Nama Subulussalam diambil dari bahasa Arab yang berarti jalan menuju kedamaian atau kesejahteraan.
Subulussalam saat ini sebagai Ibu Kota Kecamatan Simpang Kiri, Kabupaten Aceh Selatan. Pada 1999, terjadi pemekaran wilayah Aceh Selatan dan terbentuk kabupaten baru Aceh Singkil. Subulussalam kemudian masuk dalam Kabupaten Aceh Singkil, sebelum berpisah jadi daerah otonom pada awal 2007.
Pemberian nama Subulussalam mengandung makna ibadah. Subulussalam diharapkan menjadi kota ibadah, religius, berlandaskan syariat Islam. Terlebih Subulussalam jadi salah satu pintu ke Aceh karena berbatasan langsung dengan Sumatera Utara.
Wisata di Subulussalam
Subulussalam memiliki sejumlah tempat wisata menarik, antara lain Air Terjun Kedabuhan, Arung Jeram Lae Kombih, Wisata Alam Penuntungan, Silangit Singgersing hingga Area Wisata Sikelang.
Ada juga wisata religi Makam Syekh Hamzah Al Fansuri di Oboh, Kecamatan Rundeng. Hamzah Fanzuri adalah ulama sufi, ahli tasawuf, dan sastrawan penganut aliran wahdatul wujud yang hidup pada abad 16.
Syekh Hamzah Al Fansuri menggunakan puisi sebagai media untuk berdakwah, menyebarkan pemahamannya tentang wujudiyah atau aliran yang mengajarkan keberadaan wujud Tuhan.
Topik Menarik

Ini Perbedaan Kurma Asli dan Palsu...
travel | BuddyKu Selasa, 28 Maret 2023 - 15:03

5 Kejuaraan yang Harus Ganti Tuan Rumah ...
travel | BuddyKu Selasa, 28 Maret 2023 - 06:23

Dulu Dikenal Sebagai Perkantoran, Ini Pe...
travel | BuddyKu Selasa, 28 Maret 2023 - 05:13

Kecelakaan Bus Arab Saudi Tewaskan 20 Ja...
travel | BuddyKu Selasa, 28 Maret 2023 - 12:33
6 Tips Atasi Bosan di Pesawat saat Berpu...
travel | BuddyKu Selasa, 28 Maret 2023 - 06:13

Resep Brownies Bite Lezat, Cocok Jadi Ha...
travel | BuddyKu Selasa, 28 Maret 2023 - 07:08

Menparekraf: Tak Ada Larangan Buka Bersa...
travel | BuddyKu Selasa, 28 Maret 2023 - 09:21
