Sosok Pejabat Penting Kerajaan Pajang yang Berkhianat ke Senapati di Mataram

Sosok Pejabat Penting Kerajaan Pajang yang Berkhianat ke Senapati di Mataram

Travel | BuddyKu | Minggu, 29 Januari 2023 - 08:24
share

JAKARTA - Pengaruh Senapati yang tak bisa dibendung membuat Pajang yang menjadi wilayah kerajaan berkuasa mulai memperhitungkan Mataram. Dua kali utusan dari Pajang dikirimkan ke Mataram menemui Senapati. Setelah di utusan pertama gagal, Sultan Hadiwijaya penguasa Pajang kembali mengirimkan utusan berikutnya.

Kali ini putra Sultan Hadiwijaya sendiri yakni Pangeran Benawa yang datang menemui Senapati. Ia didampingi oleh Adipati Tuban dan Tumenggung Mancanegara. Ketiganya juga dikawal oleh sejumlah prajurit Pajang. Pengiriman utusan ini pun dilakukan secara diam-diam, di luar sepengetahuan Senapati.

Hal ini dimaksudkan agar Senapati tidak mempunyai kesempatan untuk menutup-nutupi apa yang dilakukannya ketika ketiga utusan tersebut sampai di Mataram. Tetapi sang penguasa Pajang ini tak memperhitungkan ada pengkhianat di internal Pajang sendiri bernama Pangalasan.

Pangalasan sendiri merupakan menteri yang bertugas di Kesultanan Pajang selama bertahun-tahun dan memiliki kedekatan dengan Sultan Hadiwijaya. Namun di sisi lain sebagaimana dikutip dari "Tuah Bumi Mataram : Dari Panembahan Senopati Hingga Amangkurat II", tulisan Peri Mardiyono, Pangalasan juga memiliki kedekatan dengan Senapati.

Atas dasar hubungan baik ini, Pangalasan kemudian bersedia menjadi mata-mata Senapati di istana Pajang. Segala informasi yang ada di Pajang, utamanya terkait dengan Mataram, disampaikan oleh Pangalasan kepada Senapati. Maka, ketika Pangalasan tahu bahwa Sultan Hadiwijaya telah mengirimkan utusan ke Mataram untuk memeriksa kondisi Mataram, ia langsung memberikan informasi itu kepada Senapati.

Sebelum ketiga utusan itu sampai ke Mataram, Pangalasan terlebih dahulu mengutus anak buahnya ke Mataram guna menyampaikan kabar tersebut kepada Senapati. Mendengar utusan Pajang bakal datang yang dipimpin oleh sang pangeran sendiri, maka Senopati segera mempersiapkan segalanya untuk menyambutnya.

Ketika Pangeran Benawa dan rombongannya baru sampai di kampung bernama Randu Lawang, Senapati sudah memberikan sambutan yang meriah. Senapati kemudian membawa Pangeran Banawa ke Mataram.

Di rumah Senapati ini, Pangeran Benawa bersama dengan rombongannya disambut mewah oleh sang tuan rumah. Segala makanan enak, arak yang terbaik, dan tari - tarian yang indah disuguhkan kepada Pangeran Benawa dan yang rombongannya.

Pada sebuah percakapannya dengan Pangeran Banawa, Senopati mengatakan bahwa apa yang selama ini ia capai di Mataram sepenuhnya karena jasa dan pemberian Sultan Hadiwijaya. Maka Mataram seluruhnya, kata Senopati kepada Pangeran Benawa, bukan miliknya, melainkan milik Kanjeng Sultan Pajang.

Setelah itu, Pangeran Benawa langsung dijamu makan-makanan yang enak. Mereka pun makan bersama dengan orang-orang Mataram. Setelah perut mereka kenyang, arak pilihan dengan kualitas terbaik pun dihidangkan. Semua pesta pora ini sepenuhnya diperuntukkan untuk memuliakan Pangeran Benawa dan rombongannya. Sebab, kata Senopati kepada sang pangeran, semua orang Mataram sangat hormat dan tunduk pada Pajang, termasuk kepada Kanjeng Sultan dan keluarganya.

Topik Menarik