Mengenal ATR 72, Pesawat Turboprop yang Jatuh di Nepal

Mengenal ATR 72, Pesawat Turboprop yang Jatuh di Nepal

Travel | BuddyKu | Senin, 16 Januari 2023 - 14:31
share

JAKARTA, iNews.id - Kecelakaan memilukan terjadi di Nepal, Minggu (15/1/2023). Pesawat maskapai Yeti Air yang mengangkut 72 orang jatuh di Pokhara, sekitar 200 kilometer sebelah barat Ibu Kota Kathmandu.

Pesawat bermesin ganda ATR 72 dengan nomor penerbangan YT69 itu merupakan pesawat domestik yang dinaiki empat kru dan 68 penumpang. Dari total penumpang, ada 15 warga asing, yakni 5 dari India, 4 dari Rusia, 2 dari Korea Selatan, serta masing-masing 1 warga Irlandia, Prancis, Australia, dan Argentina.

Pesawat yang terbang dari Kathmandu itu jatuh beberapa menit sebelum mendarat di bandara Pokhara. Kecelakaan terjadi saat cuaca di lokasi terbilang baik.

Pesawat menghantam bukit hingga hancur berkeping-keping dan terbakar. Sebagian puingnya jatuh ke jurang yang dasarnya sungai. Sejauh ini belum diketahui penyebab kecelakaan, namun sejumlah pakar mengatakan kecelakaan itu bisa saja dipicu ilusi optik pada pilot.

Pesawat nahas itu diketahui ATR 72-500. Data situs pelacakan penerbangan FlightRadar24 mengungkap, pesawat berusia 15 tahun itu menggunakan transponder tua sehingga datanya patut diragukan. Pembacaan data dari transponder tua tidak bisa diandalkan.

ATR 72 merupakan pesawat baling-baling produksi perusahaan patungan Prancis dan Italia, ATR. Perusahaan tersebut menghasilkan dua produk yakni ATR 42 dan ATR 72 dengan berbagai macam varian. Angka di belakang nama perusahaan menunjukkan kapasitas penumpang.

Fasilitas produksinya berada di Pomigliano d\'Arco, Napoli, Italia. Prancis dan Italia menyatakan dukungannya atas penyelidikan yang sedang berlangsung terkait kecelakaan di Nepal.

ATR 72-500 merupakan generasi terbaru dari pesawat turboprop yang dilengkapi fitur untuk mendukung performa lebih baik. Spesifikasi pesawat, sebagaimana dikutip dari laman Buddha Air, maskapai lain asal Nepal, mengungkap mesin ATR 72-500 lebih senyap dibandingkan dengan pesawat sejenis lainnya.

Pesawat ATR 72-500 mampu menekan gas buang karbondioksida 50 persen lebih sedikit (per km). Hal tersebut membuat ATR 72-500 dinilai ramah lingkungan.

Pesawat berkapasitas 72 orang ini didukung mesin Pratt & Whitney PW127. Sementara itu, interior kabinnya dirancang sedemikian rupa sehingga kedap suara lantaran adanya baling-baling di kedua sayap. Ada pula panel penyerap dan berbagai material canggih.

Pesawat baling-baling memiliki keuntungan untuk penggunaan di landasan yang pendek. Ini sesuai dengan kondisi geografis Nepal, negara yang berada di pegunungan Himalaya.

Pesawat ini juga digunakan banyak maskapai di negara lain yang memiliki kondisi alam yang mirip, termasuk Indonesia.

Topik Menarik