Kisah Viral Latto-Latto, Mainan Jadul Fenomenal yang Penuh Sejarah
JAKARTA, celebrities.id - Kisah viral latto-latto menjadi perbincangan yang tiada hentinya bahkan untuk sebulan ke depan. Apalagi para konten kreator dan figur publik mulai kecanduan untuk memainkannya.
Latto-latto sebenarnya termasuk ke dalam permainan tradisional yang kembali booming berkat peran media sosial. Ditambah lagi berita-berita unik tentang permainan ini cepat menyebar di seluruh pelosok negeri, termasuk saat menjadikannya sebagai sambutan acara suatu pernikahan. Menarik bukan?
Dilansir dari berbagai sumber pada Senin (9/1/2023), celebrities.id telah merangkum kisah viral latto-latto, sebagai berikut.
Sejarah Singkat Latto-Latto
Merujuk pada laman Groovy History, awalnya latto-latto dikenal dengan nama clackers pada akhir 1960an di Amerika dengan dua bola kecil dari akrilik yang cukup berat diikat seutas tali nilon. Clackers juga mempunyai desain yang mirip dengan boleadoras, senjata pilihan untuk gaucho (koboi Amerika Selatan) yang mencoba menangkap guanaco (hewan buruan).
Food and Drug Administration di Amerika memiliki wewenang untuk melindungi orang dari bermain dengan hal-hal konyol menggunakan clackers melalui undang-undang 1966 yang memaksa mereka untuk melarang mainan yang mengandung bahaya bahan kimia, mudah terbakar atau radioaktivitas. Tiga tahun kemudian, kewenangan tersebut diperluas di bawah Child Protection and Toy Safety Act yang melarang penjualan mainan yang dianggap berbahaya ini.
Di Indonesia sendiri latto-latto, tek-tek atau nok-nok ini mulai familiar sebagai permainan anak-anak sejak tahun 1990-an dan dahulu sebelum era sosial media booming, mainan ini kalah pamor dengan adanya mainan-mainan impor dari Jepang dan Amerika seperti Tamiya, Crush Gear, Beyblade dan Hot Wheels.
Kisah Viral Latto-Latto
a. Mainan yang Sangat Sederhana dengan Banyak Nama
Clackers atau klackers, dikenal juga sebagai click-clacks, knockers, Ker-Bangers dan Clankers di berbagai belahan dunia memiliki nama-nama tersendiri yang unik. Di Indonesia zaman era 90-an dikenal dengan nama tek-tek, nok-nok, latto-latto hingga toki-toki.
b. Awalnya Terbuat dari Kaca
Menurut sejarah, clackers dibuat dengan kaca tempered yang biasa digunakan untuk smartphone saat ini. Namun, setelah beberapa kali pecah dan membuat pecahan kaca beterbangan seperti pisau kecil, pabrikan dunia beralih ke bahan baku plastik.
Sayangnya, peralihan ke plastik untuk menghentikan pecahan kaca kecil terbang dengan kecepatan tinggi tidak menyelesaikan masalah. Faktanya, pecahan plastik cenderung lebih sering buyar daripada pecahan kaca. Namun, setidaknya plastik sekarang mencuat di sekitar ruangan dibandingkan dengan kaca yang menyebar begitu luas.
c. Dimainkan oleh Presiden Jokowi dan Para Pejabat
Saking viralnya mainan latto-latto ini, Presiden Jokowi yang sedang mengunjungi sebuah pasar di Subang, Jawa Barat juga bermain Latto-Latto bersama Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang membuatnya semakin diminati tidak hanya oleh kalangan anak-anak namun juga para pejabat bahkan publik figur.
d. Latto-Latto berasal dari Bahasa Bugis
Latto-latto diambil dari bahasa Bugis masyarakat Makassar. Kata latto sendiri bermakna suara yang berasal dari dua benda saling berbenturan, sedangkan pengulangan kata latto-latto menggambarkan bunyi yang berulang dari permainan tersebut.
e. Sempat Dimainkan di Antrian Rumah Sakit
Dalam beberapa waktu yang lalu, penggunaan latto-latto sudah tidak di tempat yang semestinya. Bahkan, dalam unggahan video yang diunggah akun Instagram @undercover.id memperlihatkan anak dari salah satu pasien di suatu rumah sakit memainkan latto-lattonya tanpa memperdulikan kenyamanan banyak pasien di sekitarnya yang sedang antre untuk dirawat.
f. Munculnya Latto-Latto Otomatis
Dalam unggahan seorang pria melalui akun TikTok @layanganyk2 menunjukkan kelihaiannya saat memainkan latto-latto matik versinya. Latto-latto matik ini dipercaya anti gagal dan lebih aman dimainkan karena lebih seimbang.
Bukan diikat dengan tali biasa, latto-latto matik ini dilengkapi dengan tongkat plastik yang membuat pergerakan dari latto-latto lebih teratur sehingga meminimalisir permainan tersebut melukai penggunanya.
g. Adanya Game Latto-Latto Mobile
Para developer android juga tak mau ketinggalan dengan adanya permainan viral ini. Para pengembang juga ikut meramaikan latto-latto versi game untuk dimainkan secara online melalui smartphone pengguna.
Dalam latto-latto mobile ini, penggunanya dapat mengganti bola mereka secara bebas. Skin bola yang bisa diubah warna dan bentuknya menjadi bola basket, bola voli, bahkan tabung gas hijau.
h. Digunakan Sebagai Sambutan Acara Pernikahan
Tak kalah kreatifnya warga +62, latto-latto juga digunakan dalam penyambutan acara pernikahan di suatu daerah. Rombongan pasangan pengantin disambut permainan latto-latto oleh sekumpulan anak-anak. Video itu salah satunya dibagikan oleh TikTok @muhammad07057.
i. Media Pembelajaran Ilmu Fisika
Latto-latto awalnya memang terinspirasi dari ilmu Fisika tentang hukum Newton 1 dan hukum Newton 3. Hukum Newton 1 dan 3 tersebut merupakan hukum Fisika yang membahas tentang benda akan selalu mempertahankan keadaannya yang diam atau gerak lurus beraturan dan benda menghasilkan efek aksi-reaksi.
j. Pelarangan di Negara Mesir
Bahagianya bermain latto-latto mungkin tidak akan dapat dirasakan oleh anak-anak di negara Mesir sekira 2017 yang menjadi sebuah malapetaka. Hal tersebut terjadi karena adanya campur tangan isu politik yang bahkan menyebabkan pelarangan mainan tersebut.
Permasalahan tersebut diawali saat para masyarakat setempat sering menyebut permainan tersebut dengan Sisis balls atau Bolanya Sisi. Penyebutan tersebut dianggap menyinggung, karena katanya mengacu pada alat vital milik Presiden Mesir kala itu Abdel Fattah el-Sisi.
Pihak keamanan disana mulai menangkap penjual dan menyita ribuan pasang mainan tersebut hanya karena sebuah alasan kontroversial tersebut. Bahkan, Kementerian Pendidikan Mesir memerintahkan para guru untuk menyita mainan tersebut dari para siswa di sekolah-sekolah milik negara.
k. Pelarangan Membawa Latto-Latto di Sekolah
Di Indonesia sendiri, mulai tegas dengan adanya penggunaan latto-latto di tempat yang tidak semestinya seperti lingkungan sekolah. Seperti di Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor yang menerangkan kepada pihak sekolah untuk jenjang pendidikan SD dan SMP se-Kabupaten Bogor supaya melarang para siswa membawa mainan latto-latto ke sekolah karena akan mengganggu kegiatan belajar mengajar.
Hal serupa juga diterapkan oleh Dinas Pendidikan terkait pada sekolah-sekolah di Lampung dan Bandung Barat yang dilarang membawa latto-latto ke sekolah. Hal itu juga diatur berdasarkan edaran dinas pendidikan setempat.


