Kaleidoskop 2022: Horornya Perayaan Halloween di Itaewon, Renggut 158 Nyawa

Kaleidoskop 2022: Horornya Perayaan Halloween di Itaewon, Renggut 158 Nyawa

Travel | BuddyKu | Jum'at, 30 Desember 2022 - 09:36
share

JAKARTA, iNews.id - Perayaan Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, pada 29 Oktober malam mungkin menjadi tragedi paling mematikan di dunia, selain bencana alam, sepanjang 2022. Betapa tidak, 158 orang tewas, termasuk 26 warga asing, tewas dan 196 lainnya luka.

Angka tersebut menjadikan tragedi Itaewon sebagai peristiwa paling mematikan kedua di Korsel setelah kecelakaan kapal Sewol yang menewaskan 304 orang pada 2014.

Itaewon merupakan kawasan tempat nongkrong anak-anak muda di Seoul yang berada di Distrik Yongsan Gu. Selain itu Itaewon juga menjadi tempat tinggal warga asing atau ekspatriat.

Kalangan muda begitu antusias mengikuti perayaan Halloween di malam itu setelah dilarang selama 2 tahun akibat pandemi Covid-19. Tak heran sebagian besar korban tewas dalam tragedi itu merupakan anak-anak muda berusia belasan hingga 20 tahunan. Jika terperinci lagi, sekitar 100 dari korban tewas adalah perempuan belia. Para pengamat menilai, perempuan paling terdampak karena tubuh mereka relatif lebih kecil ditambah lagi kostum Halloween yang mereka kenakan memengaruhi pergerakan.

Tragedi dipicu oleh ribuan orang yang berjubel di gang sempit dengan jalan menurun selebar 4 meter dan panjang sekitar 40 meter. Di pinggir gang adalah restoran, hotel, dan tembok tinggi. Dengan jumlah orang sebanyak itu, mereka tak bisa keluar atau menghindari kerumuman. Terlebih lagi orang-orang terus berdatangan ke gang tersebut.

Menurut keterangan saksi mata, pergerakan massa tak terkendali, beberapa orang mulai tumbang berjatuhan dan menimbulkan efek domino. Satu per satu orang lainnya ikut jatuh dan terinjak-injak.Mereka tak bisa berdiri karena di atasnya ada orang lain yang menimpa.

Setelah mendapat laporan, petugas penyelamat tak bisa cepat sampai lokasi untuk memberikan pertolongan. Pasalnya jarak 100 meter menuju gang dipenuhi kerumunan manusia. Faktor inilah yang diduga juga memicu jatuhnya banyak korban tewas.

Sebagian besar korban tak bisa bertahan akibat sesak napas. Selain itu para korban telat mendapat resusitasi kardiopulmoner serta pertolongan pertama lainnya. Kondisi diperparah karena jumlah petugas medis yang tiba di lokasi tak cukup untuk melayani semua korban.

Beberapa spekulasi muncul sebagai pemicu tragedi yakni adanya rumor bahwa di tempat ada seorang artis yang mengisi acara. Spekulasi lain adalah beberapa orang di kerumunan berteriak mundur, mundur untuk menyisakan ruang. Namun orang lain salah mengartikan dengan dorong, dorong sehingga sebagian justru merangsek ke depan.

Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol, pada 7 November atau 9 hari pascatragedi meminta maaf. Dia berjanji akan meminta pertanggungjawaban pihak-pihak terlibat, termasuk pejabat pemerintah.

Saya tidak berani membandingkan diri saya dengan para orang tua yang kehilangan putra dan putri mereka, tapi sebagai Presiden yang seharusnya melindungi nyawa dan keselamatan warga, saya sedih. Saya menyesal dan meminta maaf kepada keluarga yang berduka dan menderita atas tragedi yang tak terucapkan ini serta kepada orang lain yang juga merasakan kepedihan dan kesedihan, katanya, saat itu.

Yoon juga berjanji merombak sistem manajemen keselamatan nasional bercermin dari tragedi Itaewon.

Kepolisian Korsel menghadapi kritik serta kecaman publik karena dianggap lalai, gagal mengantisipasi dampak perayaan Halloween di Itaewon yang dipenuhi sekitar 100.000 orang. Diketahui saat perayaan itu hanya ada 137 personel yang dikerahkan ke lokasi.

Topik Menarik