Sejarah Penjajahan VOC Belanda di Indonesia

Sejarah Penjajahan VOC Belanda di Indonesia

Travel | BuddyKu | Selasa, 27 Desember 2022 - 17:11
share

JAKARTA Vereenigde Oostindische Compagnie ( VOC ) atau Perserikatan Dagang Hindia Timur didirikan Belanda pada 20 Maret 1602.

Dari pemerintah Belanda, VOC diberi hak oktroi (hak-hak istimewa). Mereka dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di Asia. VOC diperbolehkan memonopoli perdagangan serta mencetak dan mengedarkan uang sendiri.

Selain itu, VOC dapat mengadakan perjanjian dan melakukan perang dengan negara lain, menjalankan kekuasaan kehakiman dan melakukan pemungutan pajak, memiliki angkatan perang sendiri, serta mengadakan pemerintahan sendiri.

VOC pun berhasil menaklukkan dan memonopoli rempah-rempah berbagai wilayah di Asia, termasuk Indonesia.

Tujuan Dibentuknya VOC

1. Melakukan monopoli rempah-rempah dari Asia untuk diperdagangkan di pasar Eropa.

2. Menghilangkan persaingan yang tidak sehat antara pedagang Belanda.

3. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan bangsa Portugis dan bangsa lainnya.

4. Mencari keuntungan sebesar-besarnya untuk membantu pemerintah Belanda yang sedang berperang menghadapi Spanyol.

5. Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting.

Sejarah Penjajahan VOC di Indonesia

Di Indonesia, VOC terkenal dengan nama Kompeni atau tentara Belanda. Dikarenakan saat itu VOC kerap melakukan penindasan dan pemerasan terhadap rakyat Indonesia.

Bentuk tindak penindasan VOC, di antaranya monopoli perdagangan, pelayaran hongi, kerja paksa, dan sebagainya. Penindasan ini sangat berdampak pada semua kalangan masyarakat.

Kepemimpinan VOC di Indonesia diserahkan kepada Gubernur Jenderal Pieter Both pada 1610-1619 di Ambon. Pieter Both memilih Jayakarta (Jakarta) sebagai kantor administrasi VOC.

Kemudian, Jan Pieterszoon Coen selaku Gubernur Jenderal VOC kedua (1618-1623) memindahkan markas besar VOC ke Jayakarta dan mereka mengubah sebutannya menjadi Batavia (sekarang Jakarta).

Mengutip dari Batavia Digital, Batavia didirikan di pelabuhan Jayakarta yang direbut dari Kesultanan Banten. Sebelumnya bandar ini dikenal sebagai Kalapa atau Sunda Kalapa dan menjadi salah satu titik perdagangan Kerajaan Sunda.

Dari kota pelabuhan ini, VOC mengendalikan perdagangan dan kekuasaan militer serta politiknya di Nusantara.

Sampai pada pertengahan abad ke-18, VOC mengalami kebangkrutan karena petinggi-petinggi kerap melakukan korupsi dan harus menghadapi perang melawan Inggris.