Libur Nataru, Sleman Bakal Diserbu 325 Ribu Wisatawan

Libur Nataru, Sleman Bakal Diserbu 325 Ribu Wisatawan

Travel | BuddyKu | Senin, 19 Desember 2022 - 16:13
share

RADAR JOGJA Pemerintah Kabupaten Sleman memprediksi sebanyak 250 ribu hingga 325 ribu wisatawan akan menghabiskan libur natal dan tahun baru (nataru) di Kabupaten Sleman. Beberapa objek wisata yang menjadi andalan diantaranya Kaliurang, Tebing Breksi, Candi, taman rekreasi buatan, museum dan desa wisata.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo memastikan Sleman siap menyambut wisatawan. Saat ini para pengelola destinasi wisata mulai bersiap diri. Seperti kerja bakti bertajuk Reresik Kaliurang Rejekine Padang, flying fox Bukit Klangon hingga jip wisata kawasan Breksi dan lereng Merapi.

Jip wisata di Merapi infonya disiapkan 1.000 unit lalu untuk Breksi 65 unit. Selain itu setiap objek wisata telah disiagakan petugas, pengelola, pengamanan dan pemandu wisata untuk memberikan pelayanan kepada pengunjung, jelas Kustini saat jumpa pers di Obelix Village, Senin (19/12).

Kepala Dinas Pariwisata Sleman Ishadi Zayid mengatakan tak akan melakukan pembatasan wisatawan. Meski demikian, inisiatif pengelola wisata sangat diperlukan. Jika dirasa terlalu penuh, wisatawan bisa diarahkan untuk menuju ke objek wisata terdekat lainnya.

Kesiapan ini guna menjawab prediksi masuknya 250 ribu hingga 325 ribu wisatawan. Membludaknya wistawan karena melandainya kasus Covid 19. Selain itu juga bertepatan dengan libur sekolah dan libur hari besar.

Prediksi kami, tujuan wisatanya di kawasan Kaliurang, Candi Prambanan dan Tebing Breksi. Ini angka yang rasional untuk libur natal dan tahun baru, kata Ishadi.

Dia berpesan agar libur nataru tak menjadi aji mumpung. Meraup keuntungan dengan melakukan pungutan tak resmi. Ishadi menegaskan pungutan retribusi harus sesuai dengan aturan.

Jangan sampai nuthuk dan memberatkan wisatawan. Kalau terjadi, nama baik Kabupaten Sleman sebagai jujugan wisata akan tercoreng, pesannya.

Bagi wisatawan yang menemui adanya ketidakwajaran harga retribusi juga diharap untuk melapor. Laporan selanjutnya akan diverifikasi dan dikonfirmasi langsung kepada pengelola wisata. Tentunya dengan menyertakan detil lokasi yang memungut retribusi terlalu tinggi.

Lebih baik menerapkan tarif wajar tapi kunjungannya meningkat. Daripada hari ini pendapatan besar tapi wisatawan kemudian kapok, ujarnya. (isa/dwi)

Topik Menarik