6 Gereja dengan Arsitektur Unik di Indonesia, Salah Satunya Gereja Pohsarang yang Beratap Joglo

6 Gereja dengan Arsitektur Unik di Indonesia, Salah Satunya Gereja Pohsarang yang Beratap Joglo

Travel | BuddyKu | Minggu, 18 Desember 2022 - 21:49
share

JAKARTA, celebrities.id - Enam gereja dengan arsitektur unik di Indonesia berikut ini menarik untuk dikunjungi, terutama bagi Celeb Hitz yang akan merayakan libur Natal 2022.

Gereja-gereja tersebut umumnya memadukan gaya Eropa, budaya masyarakat lokal, dan juga budaya Kristen. Membuat siapapun yang melihatnya takjub.

Tak hanya menakjubkan, bangunan-bangunan ibadah ini juga sarat akan sejarah dan tak sedikit dikunjungi oleh wisatawan untuk mengagumi lebih dekat keindahan seni yang dituangkan melalui bentuk arsitektur di enam bangunan gereja berikut ini.

Gereja dengan Arsitektur Unik di Indonesia

1. Gereja ST. Fransiskus Asisi, Berastagi

Gereja yang berada di Jalan Letjen Jamin Ginting, Desa Sempajaya, Berastagi memiliki arsitektur yang unik karena menggabungkan budaya, serta tradisi adat masyarakat Sumatera Utara dengan budaya Kristen.

Bangunan gereja ini terinspirasi dari rumah adat Batak Karo yang kokoh, sekaligus menarik dari ornamen yang menghiasi setiap inci dan sudut bangunan. Konon, alasan di balik pemilihan arsitektur tersebut untuk melestarikan nilai luhur Karo, yang sudah mulai dilupakan. Terbukti makin sedikit rumah hunian dengan gaya Karo.

Gereja Fransiskus terdiri dari dua bangunan terpisah, yaitu gereja inti yang memiliki lebar bangunan mencapai 24 meter, dan panjang 32 meter dan tinggi 35 meter, sedangkan bangunan lainnya berupa pendopo, diberi nama geriten yaitu rumah kecil tanpa dinding untuk berbagai keperluan religi, dan sebagai ruang untuk aneka keperluan kaum muda.

Menariknya lagi dibalik pembangunan gereja ini, dibangun berdasarkan musyawarah atau runggu. Tujuan dibangunnya Gereja ini adalah untuk menunjukkan kepada semua orang bahwa ada alasan untuk berjuang dalam hidup.

2. Gereja Graha Maria Annai Velangkanni, Medan

Gereja Velangkanni terletak di sebuah jalan kecil yang bernama Jl. Sakura III, dan masuk ke dalam wilayah Paroki Santa Maria, Medan.

Gereja ini juga memiliki arsitektur bangunan yang menarik sekaligus unik. Karena di atas bangunan gereja terdapat tiga kubah yang dibangun dengan gaya arsitektur Mughal dan merupakan lambang Tritunggal.

Gereja Graha Maria terdiri dari dua tingkat yang terdiri dari tempat pertemuan di lantai dasar dan tempat ibadah di lantai pertama, sementara di atasnya terdiri dari tujuh lantai sebagai lambang bahwa surga terdapat tempat untuk semua orang. Dimana menara ini sebagai perwakilan Raja Gopuram (kubah raja) dalam arsitektur Hindu.

3. Gereja Paroki Hati Kudus Yesus, Bali

Sama halnya seperti dalam pembangunan gereja Fransiskus Asisi, bangunan gereja di Bali ini juga dibangun dengan gaya arsitektur budaya Bali yang kental, kehidupan umatnya dalam struktur sebuah desa adat Pemaksan bernuansa budaya Bali dan khas bernafaskan Katolik.

Tak hanya arsitektur bangunannya yang unik, gereja ini memiliki sebuah Gua Maria yang dikenal dengan sebutan Pelinggih Dewi Kaniaka Maria, yang menjadi salah satu destinasi wisata rohani baik bagi lokal maupun turis mancanegara.

Gereja ini terletak di Jl. Palasari / Jl. Gereja No. 2, Banjar Palasari,Desa Ekasari, Melaya Jembrana, Bali.

4. Gereja Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT)

Gereja Santo Ignatius Loyola atau yang disebut dengan gereja Sikka, atau Gereja Tua Sikka ini dibangun oleh pastor berkebangsaan portugis, JF Engbers D\'armandville pada 1893, dan dibantu oleh Raja Sikka Joseph Mbako Ximenes da Silva.

Sedangkan rancangan bangunannya dibuat oleh Pastor Antonius Dijkmans, arsitek yang juga mendesain Gereja Katedral Jakarta. Arsitektur Gereja Tua Sikka tak hanya mengikuti gaya Renaisans dan Barok yang berkembang di Eropa kala itu, tetapi juga mengadopsi unsur-unsur budaya lokal serta memanfaatkan material bahan bangunan yang ada di Indonesia. Seperti penggunaan material kayu jati sebagai tiang penyangga. Di bagian pintu masuknya terdapat patung setinggi 1,5 meter, yaitu patung Santo Ignatius Loyola dan Santo Yosef.

Memasuki bagian dalam gereja, Anda akan melihat ratusan bangku panjang yang terbuat dari kayu. Melihat ke bagian langit-langit, terlihat jelas genteng bangunan gereja karena kerangka atapnya dibuat tanpa plafon.

5. Gereja Pohsarang, Kediri, Jawa Timur

Arsitektur gereja unik selanjutnya adalah Gereja Pohsarang, yang menggunakan atap Joglo yang sangat berkaitan erat dengan mitologi Jawa.

Gereja ini adalah gereja Katolik di Pohsarang yang didirikan atas inisiatif pribadi dari Romo Jan Wolters CM dengan bantuan arsitek terkenal Henri Maclaine pada tahun 1936. Sekilas bangunan Gereja di Pohsarang ini mirip dengan perahu yang menempel pada suatu bangunan mirip gunung, yang melambangkan Gunung Ararat dimana zaman dahulu perahu Nuh terdampar setelah kejadian banjir bah yang menghukum umat manusia yang berdosa kala itu.

Di sekeliling bangunan gereja terdapat benteng yang terbuat dari susunan bebatuan yang tampak kokoh, dan yang lebih menariknya lagi masih mempertahankan bentuk pintu gerbang atau pintu masuk dari pertama kali gereja ini dibangun.

6. Gereja Blenduk, Semarang, Jawa Tengah

Gereja Blenduk dibangun pada tahun 1753 dan menjadi salah satu landmark dari kota Semarang, yang terletak di Kota Lama Semarang. Gereja ini juga menjadi Gereja Kristen tertua di Jawa Tengah yang dibangun oleh masyarakat Belanda yang tinggal di kota Semarang masa itu.

Bentuk dari atapnya yang blenduk atau cembung dengan bentuk oktagonal atau persegi delapan. Gereja ini hingga saat ini masih aktif digunakan oleh para jemaah di setiap minggu.

Topik Menarik