Perbedaan Pantun, Syair dan Gurindam, Pengertian, Ciri dan Contohnya
JAKARTA, iNews.id - Perbedaan pantun, syair dan gurindam ada banyak. Meskipun karya sastra ini hampir sama, ketiganya merupakan jenis yang berbeda.
Apa Perbedaan Pantun, Syair dan Gurindam?
Pantun adalah jenis puisi lama yang memiliki keunikannya sendiri, yakni terdapat sampiran dan isi. Dalam kehidupan masyarakat lama, khususnya masyarakat Melayu, pantun mengambil tempat yang sangat penting. Pantun juga merupakan ukuran kepandaian pada seseorang pada saat itu.
Ciri-ciri pantun:
- Tiap bait terdiri atas 4 baris
- Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata
- Pantun memiliki sampiran dan isi
- Pola rimanya a-b-a-b
- Pantun bisa selesai dalam satu bait
- Pantun tidak diteruskan pada bait berikutnya
- Isinya mengandung ungkapan perasaan
Contoh pantun:
Mengapa arang tampak menyala,
karena apinya tiada padam
Mengapa orang hidupnya jaya,
karena semangatnya tiada padam
Perbedaan Pantun, Syair dan Gurindam
Syair adalah puisi dalam sastra Melayu lama. Kata syair berasal dari bahasa Arab syuur yang artinya perasaan. Dalam kesusastraan Melayu, syair merujuk pada pengertian puisi secara umum. Namun seiring perkembangan zaman sayir mengalami modifikasi dan menjadi khas Melayu.
Ciri-ciri syair:
- Terdiri atas 4 baris
- Tidak memiliki sampiran
- Isinya merupakan rangkaian cerita
Contoh syair:
Tahun-tahun tak terbilang berlalu lewati dunia kita (kubur)
Walaupun air musim semi lewat berlalu dan angin musim sepoi menerpa
Hidup ini ibarat sepenggal hari-hari manusia
Mengapa kemudian yang lain melalui dunia dengan congkak
Wahai teman! Ketika dikau melalui pemakaman seorang musuh, jangan gembira. Sebab setiap peristiwa dapat saja terjadi padamu
Debu akan menembus ke tulangmu, oh dikau yang bermata lalai dan congkak
Seperti zat pewarna bulu mata yang menembus ke dalam tulang Siapapun meninggalkan dunia saat ini dengan congkak menguliti kulitnya sendiri
Esok hari debu badannya akan mendidih
Perbedaan Pantun, Syair dan Gurindam
Gurindam adalah salah satu bentuk puisi lama Melayu yang terdiri atas dua larik yang memiliki irama akhir yang sama dan merupakan kesatuan yang utuh. Larik pertama berisi soal atau perjanjian, sedangkan larik berikutnya merupakan jawaban atau akibat dari perjanjian. Tidak memiliki minimal dan maksimal suku kata.
Ciri-ciri gurindam:
- Terdiri atas dua baris
- Baris pertama berisi sebab dan baris kedua berisi akibat
- Hubungan antara kalimat pertama dan kedua adalah hubungan sebab-akibat
- Isinya mengandung nasehat-nasehat dan bersifat mendidik
Contoh gurindam:
Kurang pikir kurang siasat
tentu dirimu kelak tersesat
fikir dahulu sebelum berkata
supaya terelak silang sengketa
perkataan tajam jika dilepas
ibarat beringin racun dan upas
kalau mulut tajam dan kasar
boleh ditimpa bahaya besar
siapa menggemari silang sengketa
kelas pasti berduka cita
Dari penjelasan di atas, diketahui perbedaan pantun, syair dan gurindam terletak pada isinya itu sendiri. Setelah kita lihat bersama-sama bahwa ketiga puisi lama ini memiliki isi dan ciri yang berbeda satu dengan lainnya.
