Fakta Menarik Pura Mangkunegaran, Miliki Museum hingga Tamu Dilarang Pakai Batik Parang
JAKARTA, iNews.id - Pura Mangkunegaran akan menjadi saksi bisu digelarnya pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gundono. Pura Mangkunegaran Solo akan dijadikan sebagai tempat acara ngunduh mantu dan resepsi.
Diketahui, rangkaian acara pernikahan Kaesang dan Erina diselenggarakan pada 10-11 Desember 2022. Adapun saat acara ngunduh mantu dan resepsi akan dilaksanakan di pura ini pada 11 Desember 2022.
Lantas, seperti apa fakta menarik yang perlu diketahui masyarakat mengenai Pura Mangkunegaran? Berikut ulasannya dirangkum pada Jumat (9/12/2022).
1. SejarahPura Mangkunegaran
Sejarah pembangunan Pura Mangkunegaran erat kaitannya dengan berdirinya Kadipaten Mangkunegaran. Awal berdirinya salah satu kerajaan di Solo ini terjadi pada 17 Maret 1757. Kala itu ada momen penandatanganan Perjanjian Salatiga antara Sunan Pakubuwana III dengan Raden Mas Said.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Mangkunegara I memerintah di wilayah Kedaung, Matesih, Honggobayan, Sembuyan, Gunungkidul, Pajang sebelah utara dan Kedu. Pendiri Pura ini adalah Raden Mas Said yang bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I, lengkapnya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara Senopati Ing Ayudha Sudibyaningprang.
Sebagai penguasa Mangkunegaran, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara berkedudukan di Pura Mangkunegaran. Mangkunegaran adalah kadipaten yang posisinya di bawah kasunan dan kasultanan. Pada 1757-1946, Kadipaten Mangkunegaran adalah kerajaan otonom yang memiliki wilayah kekuasaan yang luas dan mempunyai tentara yang independen dari kasunanan.
Pada September 1946, setelah lama menjadi kerajaan otonom, Mangkunegaran VIII menyatakan bergabung ke dalam NKRI, namun hingga 1945-1946 kehilangan kedaulatannya. Walau begitu, Pura ini masih tetap menjalankan fungsinya sebagai penjaga budaya hingga pada saat ini.
Selain itu sebagai tempat penjaga budaya, pura kebanggaan masyarakat Solo ini, juga bisa dijadikan sebagai tempat diselenggarakannya berbagai acara atau kegiatan lain. Termasuk tempat resepsi dan ngunduh mantu Kaesang dan Erina Gundono nanti.
2. Larangan yang ada di Pura Mangkunegaran Solo
Ada beberapa aturan yang harus dipatuhi untuk mengadakan acara di pura ini. Salah satunya yakni kesenian Jawa dilarang mengenakan batik bermotif parang atau lereng selama berada di pura. Sebagai informasi, batik motif parang hanya boleh dikenakan oleh keluarga keraton.
Aturan tersebut memang sudah lama diatur dalam adat Mangkunegaran. Alasan lain larangan penggunaan batik parang di lingkungan pura adalah karena motif parang memiliki makna yang menyiratkan kekuatan dan pertumbuhan yang digunakan oleh raja. Oleh sebab itu, motif parang tidak boleh digunakan oleh rakyat biasa.
3. Mempunyai museum hingga perpustakaan
Kompleks pura Mangkunegaran memiliki sejumlah area untuk dikunjungi wisatawan. Salah satunya museum, pura yang akan dijadikan ngunduh mantu anak ketiga Presiden Indonesia ini, memiliki museum yang menyimpan benda bersejarah. Museum ini dapat dikunjungi setiap hari dengan harga tiket masuk Rp20.000 orang untuk wisatawan domestik dan Rp40.000 per orang untuk wisatawan mancanegara. Di museum ini, pengunjung bisa mengelilingi bangunan utama yang memiliki informasi sejarah di masing masing lokasi. Ada pula perpustakaan Rekso Pustoko yang menyimpan koleksi buku, naskah kuno, dan arsip dengan total koleksi mencapai lebih dari enam ribu judul.
4. Dekat Stasiun Solo Balapan dan memiliki 6 bangunan menarik
Lokasi Pura Mangkunegaran yang beralamat di Jalan Ronggowarsito No.83, Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah (Jateng) ini dekat dari Stasiun Solo Balapan. Lokasi tersebut hanyalah 2 kilometer, hal itu dapat memudahkan untuk dijangkau oleh wisatawan yang ingin berkunjung.
Melansir dari situs resminya, Pura ini memiliki 6 bagian bangunan penting yakni, Pamedan (lapangan hijau tempat latihan prajurit pasukan Mangkunegaran), Pendopo Ageng (bangunan berbentuk joglo), Pringgitan (bangunan untuk pertunjukan wayang kulit dan menerima tamu agung atau pejabat), Ndalem Ageng (musium pura Mangkunegaran), Kaputren (tempat kediaman keluarga Mangkunegaran), Pracimoyasa (Ruang rapat yang menghadap ke taman).



