Tradisi Natal dan Tahun Baru di Korea, dari Santap Kue Natal hingga Menanti Bunyi Lonceng

Tradisi Natal dan Tahun Baru di Korea, dari Santap Kue Natal hingga Menanti Bunyi Lonceng

Travel | BuddyKu | Selasa, 6 Desember 2022 - 08:47
share

KOREA, celebrities.id - Tradisi Natal dan tahun baru di Korea. Momen Natal dan malam Tahun Baru memberikan keceriaan tersendiri bagi yang merayakannya.Seluruh penjuru dunia merayakan Natal dan Tahun Baru dengan cara yang berbeda-beda, salah satunya di Korea.

Korea sendiri merayakan Natal dan Tahun Baru dengan begitu meriah dan bercahaya saat beragam toko memutarkan lagu-lagu natal dan tahun baru, ditambah hadirnya lampu-lampu yang menghiasi jalan dengan begitu indah.

Namun, lebih dari itu, Korea memiliki sejumlah tradisi pada perayaan Natal dan Tahun Baru. Apa saja itu? Berikut beberapa di antaranya, dikutip dari berbagai sumber, Selasa (6/12/2022).

1.Merayakan tahun baru dua kali setahun

Di Negeri Ginseng, Korea Selatan, Hari Natal dirayakan sebagai hari libur Nasional karena agama Kristen adalah agama utama di Korea Selatan.Orang Korea merayakan Hari Tahun Baru di awal tahun pada kalender lunar (Solnal) dan telah melakukannya selama ribuan tahun.

Namun, banyak orang Korea sekarang juga merayakan Tahun Baru di awal kalender matahari (1 Januari) seperti yang dilakukan orang Barat. Dengan demikian, banyak orang di Korea dan luar negeri merayakan Hari Tahun Baru dua kali.

2. Tradisi dan Adat

Perayaan Tahun Baru Korea dimulai dengan warga-warganya yang mengenakan pakaian tradisionalnya, yakni hanbok. Karena fokus orang Korea adalah memulai Tahun Baru dengan berhubungan kembali dengan keluarga dan leluhur, ritual paling seremonial di Hari Tahun Baru adalah seh bae (membungkuk ke lantai).

Secara tradisional, keluarga akan memulai dengan melakukan seh bae kepada leluhur yang telah meninggal dan membuat persembahan makanan dan minuman kepada arwah leluhur (charae).

Bergantung pada keluarga, waktu seh bae mungkin saja dimulai dengan orang dewasa dan anak-anak membungkuk dan menghormati orang tua mereka, dimulai dengan membungkuk kepada generasi tertua yang masih hidup.

Anak-anak menerima hadiah berupa uang dan kata-kata bijak untuk Tahun Baru, dan setiap orang saling mendoakan berkah untuk Tahun Baru (saehae bok manee badesaeyo).

3. Makanan Tradisional

Setelah seh bae, makanan tradisional Natal dan Tahun Baru di Korea adalah sup kue beras (duk guk) yang diiris tipis atau variasi dengan pangsit seperti resep pangsit Korea (mandoo).

Beberapa jenis duk (kue beras, ttuk, atau tteok) dinikmati di setiap perayaan penting Korea, dan kue beras putih di dalam sup melambangkan awal yang bersih dan awal yang baru untuk Tahun Baru.

4. Kue Natal

Bagi warga Korea, kehadiran pohon Natal dan hiasan lampu-lampu justru tidak begitu diutamakan. Hal penting yang mampu menciptakan suasana Natal terasa adalah dengan kehadiran kue Natal! Semua toko kue di penjuru negeri berusaha maksimal untuk membuat kue sekreatif mungkin setiap tahunnya.

5. Menanti bunyi lonceng

Masyarakat Korea biasanya akan berbondong-bondong datang ke Bosingak Bell Pavilion sebelum memasuki tahun baru tepatnya tanggal 31 Desember.

Tujuan kedatangan mereka yakni untuk menantikan dibunyikannya lonceng di Bosingak Bell Pavilion.

Bosingak adalah sebuah menara lonceng yang sudah ada sejak masa Dinasti Joseon (1392-1910). Saat itu, lonceng dibunyikan dua kali sehari sebagai penanda waktu dan penutupan gerbang kota. Lonceng akan dibunyikan selama 33 kali pada malam pergantian tahun sekaligus diiringi dengan pesta kembang api.

6. Menyaksikan matahari terbit

Pada perayaan tahun baru, masyarakat Korea juga memiliki tradisi untuk menyaksikan matahari terbit dengan mengunjungi daerah pesisir timur.

Masyarakat Korea memiliki kepercayaan bahwa melihat matahari terbit di tahun baru merupakan wujud tradisi untuk berdoa meminta kesehatan dan rezeki di tahun baru.

Topik Menarik