Kisah Kemegahan Istana Kerajaan Mataram Dikelilingi Danau Buatan yang Tak Kalah dari Kastil Eropa

Kisah Kemegahan Istana Kerajaan Mataram Dikelilingi Danau Buatan yang Tak Kalah dari Kastil Eropa

Travel | BuddyKu | Senin, 5 Desember 2022 - 05:20
share

Dalam sejumlah film Eropa, utamanya yang dibuat di Skotlandia, dan Inggris, sering kali menghadirkan latar bangunan kastil-kastil indah di tepi danau. Kemegahan kastil-kastil Eropa itu, ternyata telah mampu dihadirkan di era Kerajaan Mataram.

Istana Kerajaan Mataram, dibangun dengan kemegahan yang luar biasa. Danau buatan juga sengaja dihadirkan di sekeliling istana. Pembangunan istana yang megah ini, tak lepas dari peran Sultan Amangkurat I.

Dalam pemerintahannya, Sultan Amangkurat I memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Mataram, dari Karta ke Plered pada tahun 1647. Dia pindah dari keraton lama di Karta, yang dibangun Sultan Agung (Ayah Amangkurat I) sekitar tahun 164-1622. Keraton lama itu, hanya terbuat dari kayu.

Peri Mardiyono dalam bukunya yang berjudul "Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat III", disebutkan, istana Kerajaan Mataram di Plered, dibangun dengan menggunakan bata. Pekerjaan pembangunan di Plered, tidak berhenti sampai tahun 1666.

Istana baru Kerajaan Mataram itu, letaknya di Plered, yang kini masuk wilayah adiministrasi Kabupaten Bantul, Jogjakarta. Istana baru itu, berada di sebelah timur laut Karta.

Keraton Plered ditinggalkan pada tahun 1680 oleh putera Amangkurat I, Sultan Amangkurat II, yang pindah ke Kartasura. Sejak Amangkurat I memerintah, dilanda ketidakstabilan dan huru-hara yang tak kunjung bisa dipadamkan, hingga Keraton Mataram terpaksa berpindah tempat.

Pada pembangunan keraton Kerajaan Mataram, Amangkurat I mengerahkan sekitar 300 ribu orang untuk membangun istana megah, dan bendungan di Plered. Titah raja Amangkurat I ini dituliskan pada Babad Tanah Jawi.

Raja putra Sultan Agung yang baru saja naik tahta di Mataram itu, ingin membangun istana sendiri. Ia bermaksud hendak meninggalkan Keraton Karta, yang selama bertahun-tahun menjadi pusat kekuasaan Sultan Agung Hanyakrakusuma, pemimpin terkuat Jawa pada masanya.

Istana Plered ini dibangun begitu megah. Istana dibangun begitu mewah, dengan susunan dengan batu bata dan dikelilingi air. Pembangunan Keraton Plered ini memakan waktu bertahun-tahun, melewati berbagai rintangan alam, hingga berdiri sebagai keraton yang megah dan lebih kuat dibandingkan dengan keraton lama.

Keberadaan istana Kerajaan Mataram yang terbuat dari bata tersebut, tentunya menjadi sebuah gaya arsitektur bangunan yang masih langka di abad 17. Keraton Plered ini, memiliki tiga pintu gerbang utama.

Pintu gerbang pertama disebut Selimbi. Pada pintu gerbang ini berdiri dengan tegak sebuah benteng, yang dihuni oleh sekitar 1.500-1.600 orang. Benteng-benteng ini dijaga oleh para prajurit keraton. Siapa saja yang lewat gerbang dicatat oleh juru tulis.

Setelah gerbang pertama, ada gerbang kedua yang disebut gerbang pintu Tadi. Kemudian disusul pintu gerbang ketiga yang disebut Kaliajir. Di balik pintu gerbang ketiga ini, merupakan bangunan utama keraton.

Dari balik pintu gerbang Selimbi, tampaklah alam Mataram yang subur, sawahnya sangat luas, hingga batasnya tidak tampak oleh pandangan mata. Desa-desa di Mataram, juga sangat subur dan bisa ditemukan di sepanjang jalan.

Di antara sawah-sawah yang membentang subur itu, terdapat area perbukitan yang ditanami pepohonan dan aneka macam buah-buahan. Hal ini semakin melengkapi keindahan istana Kerajaan Mataram yang dibangun di Plered.

Pintu gerbang Selimbi ini juga merupakan pintu masuk wilayah negara agung Mataram. Jalan antara gerbang Selimbi dan gerbang Tadi, berjarak 7 mil. Setelah gerbang kedua, akan tampak terlihat pegunungan yang mengitari pusat Kerajaan Plered.

Setiap desa di antara kedua pintu gerbang tersebut, sangat padat penduduk. Setiap desa dihuni oleh sekitar 100-150 orang, bahkan ada yang penduduknya mencapai sekitar 1.000-1.500 orang.

Pusat Kerajaan Mataram dicapai melalui gerbang ketiga, yang dinamai Kaliajir. Dari gerbang ketiga ini terdapat jalan menuju istana raja, sepanjang 2 mil. Jarak antara gerbang Kaliajir, dan istana raja ini banyak ditemui rumah para pangeran dan berbagai residen.

Pagar-pagar kota juga dibangun dengan indah di dalam istana Kerajaan Mataram. Pagar kota ini diperkirakan berukuran luas 2x2 mil, dengan ketinggian tembok sekitar 6-7 meter.

Di dalam tembok keraton tersebut, terdapat sejumlah komponen yang di antaranya adalah Sitinggil, Bangsal Witana, Mandungan, Sri Menganti, Pecaosan, Sumur Gumuling, tempat memandikan keris pusaka, Masjid Panepen (suronoto), Prabayeksa, Bangsal Kencana, Bangsal Kemuning, Bangsal Manis, Gedong Kuning, dan tempat tinggal abdi dalem Kedhondhong.

Di sebelah utara kompleks keraton, juga terdapat alun-alun yang luasnya sekitar 300x400 meter, dengan masjid di sebelah baratnya. Keindahan dan kemegahan bangunan Keraton Plered semakin tampak sempurna karena dilengkapi danau buatan atau yang dinamakan Segarayasa.

Keindahannya ini membuat keraton berfungsi tidak hanya sebagai tempat rekreasi keluarga raja, tetapi bangunan ini juga sebagai tempat perikanan, perairan, dan latihan perang bagi para prajurit Kerajaan Mataram.

(eyt)

Topik Menarik