Pesona Wisata Waduk Jatibarang Semarang, Tawarkan Sensasi Beri Makan Monyet di Goa Kreo
ABOUTSEMARANG Semarang memiliki berbagai macam pesona wisata yang tak kalah dari daerah lain.
Banyak lokasi di Semarang yang menawarkan berbagai wisata ciamik yang bisa dikunjungi bersama keluarga. Salah satu dari destinasi wisata yang sangat menarik itu yakni Waduk Jatibarang.
Siapa sangka, waduk yang dibangun 2015 silam untuk pengendali banjir dan Pembangkit Listrik Mikrohidro itu memiliki pesona wisata yang berbeda dari destinasi wisata lainnya.
Mau tahu apa saja pesona wisata Waduk Jatibarang yang cocok untuk berwisata bareng keluarga? Yuk simak informasi berikut ini.
Dilansir dari laman jatengprov.go.id, fasilitas pariwisata di Waduk Jatibarang sudah cukup lengkap. Tak hanya menikmati pemandangan alam, pelancong juga bisa melakukan beberapa aktivitas seru.
Beberapa di antaranya adalah memancing, berkeliling dengan speedboat, river tubing di Desa Wisata Kandri, dan naik perahu wisata.
Waktu yang tepat untuk berjalan-jalan ke Waduk Jatibarang adalah saat pagi (sunrise) dan sore hari (sunset). Pemandangan akan sangat menarik. Apalagi, sudah ada fasilitas menara pandang di waduk tersebut.
Goa Kreo
Monyet yang tinggal di Goa Kreo, Waduk Jatibarang, Semarang, Jawa Tengah. Instagram/@andhiniwpa18
Salah satu yang menarik bagi wisatawan adalah keberadaan Goa Kreo di sekitar Waduk Jatibarang. Goa Kreo merupakan sebuah goa yang terbentuk karena faktor alam.
Uniknya, goa ini dihuni oleh ratusan monyet. Wisatawan tidak perlu takut dengan keberadaan monyet itu karena mereka sudah terbiasa berinteraksi dengan manusia.
Meski demikian, wisatawan tetap diimbau tidak mengusik keberadaan monyet tersebut karena bisa saja mereka menjadi agresif.
Dikutip dari Kemenparekraf, setiap tahun masyarakat sekitar Kreo akan melangsungkan acara tradisional berupa Rewanda. Acara ini bentuk dari hasil rasa syukur dan mengasihi makhluk hidup, dengan memberikan hasil bumi atau berupa makanan manusia untuk para monyet itu.
Kisah Sunan Kalijaga di Goa Kreo
Keberadaan ratusan monyet di Goa Kreo serta Sesaji Rewanda itu ternyata memiliki kaitan dengan kisah perjalanan Sunan Kalijaga saat mencari kayu jati untuk membangun Masjid Demak.
Sunan Kalijaga membawa kayu jati itu ke Demak melalui aliran sungai. Hingga tiba di sekitar Goa Kreo, kayu-kayu itu tersangkut bebatuan yang banyak terdapat di tengah sungai.
Ulama tersebut sempat kesulitan untuk membebaskan kayu-kayunya dari rintangan itu. Beruntung, dia akhirnya ditolong oleh kawanan monyet yang berasal dari Goa Kreo.
Setelah membantu, para monyet ingin ikut rombongan Sunan Kalijaga pergi ke Demak, namun dilarang dan diberi perintah untuk menjaga daerah tersebut. Lama-kelamaan daerah ini dikenal dengan nama Goa Kreo yang berarti goa monyet.***


