Menteri Keamanan Siber Australia Ungkap Singapura Bertanggungjawab atas Peretasan

Menteri Keamanan Siber Australia Ungkap Singapura Bertanggungjawab atas Peretasan

Travel | koran-jakarta.com | Minggu, 2 Oktober 2022 - 10:00
share

Optus, yang dimiliki oleh Singapore Telecoms Ltd (STEL.SI), mengatakan pekan lalu bahwa alamat rumah, SIM, dan nomor paspor hingga 10 juta pelanggan, atau sekitar 40% dari populasi, dikompromikan dalam salah satu pelanggaran data terbesar di Australia.

Alamat IP penyerang, atau pengidentifikasi unik komputer, tampaknya berpindah antar negara di Eropa, kata perusahaan itu, tetapi menolak merinci bagaimana keamanan dilanggar.

Media Australia melaporkan pihak tak dikenal telah menuntut $ 1 juta dalam cryptocurrency untuk data di forum online tetapi Optus belum mengomentari keasliannya.

Albanese menyebut insiden itu sebagai "seruan peringatan besar" untuk sektor korporasi, dengan mengatakan ada beberapa aktor negara dan kelompok kriminal yang ingin mengakses data orang.

"Kami ingin memastikan bahwa kami mengubah beberapa ketentuan privasi di sana sehingga jika orang terjebak seperti ini, bank dapat diberi tahu, sehingga mereka juga dapat melindungi pelanggan mereka," katanya kepada stasiun radio 4BC.

Menteri Keamanan Siber Clare O\'Neil mengatakan Optus bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut dan mencatat penyimpangan seperti itu di yurisdiksi lain akan dikenai denda ratusan juta dolar, referensi yang jelas untuk undang-undang Eropa yang menghukum perusahaan 4% dari pendapatan global untuk pelanggaran privasi. .

"Satu pertanyaan penting adalah apakah persyaratan keamanan siber yang kami tempatkan pada penyedia telekomunikasi besar di negara ini sesuai dengan tujuannya," kata O\'Neil kepada parlemen.

Optus mengatakan akan menawarkan pemantauan kredit gratis dan perlindungan identitas kepada pelanggan yang paling terpengaruh dengan agen kredit Equifax Inc (EFX.N) selama setahun.

Tidak disebutkan berapa banyak pelanggan yang menerima tawaran itu.

Perusahaan telekomunikasi itu sekarang telah memperingatkan semua pelanggan yang SIM atau nomor paspornya dicuri, katanya dalam sebuah pernyataan melalui email.

Rincian pembayaran dan kata sandi akun tidak dikompromikan, tambahnya.

Australia telah berupaya untuk meningkatkan pertahanan siber dan berjanji pada tahun 2020 untuk membelanjakan A$1,66 miliar ($1,1 miliar) selama dekade ini untuk memperkuat infrastruktur jaringan perusahaan dan rumah.

Topik Menarik