Pengamat Pariwisata Indonesia Berikan Masukan untuk Kemajuan Gili Matra

Pengamat Pariwisata Indonesia Berikan Masukan untuk Kemajuan Gili Matra

Travel | BuddyKu | Selasa, 27 September 2022 - 09:15
share

MATARAM -Pengamat pariwisata Indonesia Taufan Rahmadi meminta seluruh pihak untuk memperkuat awik-awik di Gili Trawangan, Meno, dan Air (Matra) di Lombok Utara. Sesuaikan dengan kondisi terkini, pascapandemi ini, kata Taufan.

Taufan mengatakan, Pemprov NTB bersama Pemda Kabupaten Lombok Utara (KLU) perlu juga untuk memikirkan penguatan kelembagaan melalui program destination management organization (DMO). Nantinya bisa sebagai embrio untuk pembentukan Badan Otoritas Pengelola Wisata Tiga Gili.

Melalui badan otoritas, seluruh pihak akan bertugas bersama. Menyepakati segala aturan terkait manajemen destinasi. Mulai dari pengaturan masuk wisatawan, manajemen sampah, hingga standar operasional untuk mitigasi kebencanaan. Itu yang bisa dilakukan melalui badan otoritas, ujarnya.

Selain itu, Taufan memandang perlu adanya Gili Hotline. Sebagai media komunikasi 24 jam bagi wisatawan, ketika ingin mengadukan keluhan yang dirasakan selama mengunjungi tiga gili. Harus ada ini, tegas Taufan.

Penguatan awik-awik, pembentukan badan otorita, hingga Gili Hotline disebut Taufan sebagai upaya menjaga kondusivitas pariwisata di tiga gili. Terutama setelah kejadian catcalling di Gili Trawangan, belum lama ini.

Ia sendiri mengapresiasi langkah yang telah dilakukan Pemprov NTB bersama Pemda KLU dalam merespons isu tersebut. Yang langsung berkoordinasi dengan pelaku wisatawan di tiga gili.

Pemerintah memang harus menanggapi dengan serius dan bijak terhadap dugaan pelecehan yang dialami wisatawan itu, sebutnya.

Katanya, keluhan yang disampaikan harus ditelusuri asal usulnya. Sehingga publik juga mengerti akar persoalan sebenarnya. Pun jika ada oknum yang benar melakukan hal tersebut, pemangku kebijakan di tiga gili harus memberikan teguran sekaligus pembinaan.

Taufan yakin masyarakat di tiga gili memahami dengan baik bagaimana berperilaku santun kepada wisatawan. Apalagi selama ini masyarakat di Gili sangat bergantung pada sektor pariwisata. Jadi tidak mungkin merusak periuk tempat mereka mencari rezeki, tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB Yusron Hadi mengatakan, pihaknya menggandeng pelaku usaha jasa pariwisata di tiga gili, kepala desa, hingga asosiasi pariwisata. Guna melakukan pembinaan dan edukasi.

Ini untuk menghindari munculnya kejadian serupa di masa mendatang, kata Yusron. (dit/r5)

Topik Menarik