Kondisi Masyarakat Indonesia Pada Zaman Penjajahan Jepang

Kondisi Masyarakat Indonesia Pada Zaman Penjajahan Jepang

Travel | BuddyKu | Sabtu, 17 September 2022 - 14:56
share

JAKARTA - Menjadi negara yang terjajah bukanlah suatu hal yang mudah. Pasalnya, setelah Indonesia dijajah oleh Belanda kini giliran Jepang yang menjajah Indonesia.

Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun.

Diketahui, Jepang mendarat melalui wilayah Kalimantan Timur tepatnya di Tarakan dan resmi menduduki Indonesia pada 8 Maret 1942.

Awal kedatangannya, Jepang berusaha untuk menarik simpati rakyat Indonesia dengan menyebarkan semboyan yang cukup terkenal yaitu 3A.

Semboyan 3A adalah singkatan dari:

- Jepang Cahaya Asia

- Jepang Pemimpin Asia

- Jepang Pelindung Asia

Mengetahui hal tersebut, Jepang diterima baik oleh rakyat Indonesia karena dianggap sebagai pahlawan.

Namun, seiring berjalannya waktu, kebusukan Jepang mulai terbuka. Jepang justru memberlakukan beberapa kebijakan secara sepihak sehingga membuat rakyat Indonesia menjadi sengsara.

Berbeda dengan Belanda, alasan Jepang menjajah Indonesia demi menguasai minyak bumi dan alumunium untuk mendapatkan cadangan logistik serta bahan industri dalam memenuhi kebutuhan perangnya.

Masyarakat Indonesia sudah terlalu banyak menaruh harapan kepada Jepang. Akan tetapi, masyarakat ditipu oleh kolonial Jepang. Harga pangan yang diharapkan masyarakat murah justru malah meningkat.

Tidak adanya ketersediaan bahan pangan di Indonesia karena sudah dikuasai oleh tentara yang mengikuti perang suci.

Para petani di Indonesia dipaksa untuk meningkatkan hasil pangannya yang kemudian diseludupi oleh Jepang tanpa sepengetahuan para petani.

Semenjak Jepang menguasai Indonesia, tak ada kebebasan politik. Rakyat tidak boleh berpendapat bahkan hanya diperbolehkan mengetahui kabar melalui pemerintahan Jepang.

Selain itu, Jepang mengeksploitasi habis-habisan tenaga kerja rakyat Indonesia agar mampu menaklukkan tentara sekutu.

Rakyat Indonesia juga dipaksa kerja romusha oleh Jepang untuk memperbaiki perekonomiannya dan membantunya dalam menghadapi Perang Asia Timur Raya.

Romusha berlangsung selama tiga tahun, yaitu sejak tahun 1942 sampai tahun 1945.

Ketika terjadi Perang Asia Timur Raya, Jepang membutuhkan bantuan untuk mengerjakan berbagai pembangunan, seperti kubu pertahanan, jalan raya, rel kereta api, jembatan, dan lapangan udara di Indonesia.

Oleh sebab itu, kerja romusha dianggap lebih kejam daripada kerja rodi karena para pekerja tidak mengenal waktu saat bekerja.

Sehingga banyak di antara mereka yang mati kelaparan dan tewas dibunuh oleh tentara Jepang.

Topik Menarik