Ini Langkah Kemenkes Menurunkan Angka Kematian Jemaah Haji 2022, Gunakan TeleJemaah dan TelePetugas

Ini Langkah Kemenkes Menurunkan Angka Kematian Jemaah Haji 2022, Gunakan TeleJemaah dan TelePetugas

Travel | BuddyKu | Sabtu, 13 Agustus 2022 - 11:54
share

JAKARTA, celebrities.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan cara menurunkan angka kematian jemaah haji tahun ini.Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana, MARS, M.H.

Menurutnya bahwa angka kematian tahun ini jauh lebih turun dibandingkan dengan lima tahun terakhir, di mana tahun ini hanya ada 89 jemaah meninggal dunia.

"Untuk tahun ini secara umum angka jamaah yang sakit maupun yang meninggal memang cukup signifikan penurunannya, mudah mudahan target 1 permil bisa kita capai di tahun ini," kata dr Budi dalam Sehat Negeriku, dikutip pada Sabtu (13/8/2022).

Menurut data pada periode 2019 sebanyak 447 dari 212.730 jemaah haji meninggal dunia (1.94 permil), sementara pada tahun 2018 sebanyak 350 dari 203.350 jemaah haji meninggal dunia (1.70 permil). Tahun 2017 sebanyak 645 dari 221 ribu jemaah haji meninggal dunia (2.94 permil), dan pada tahun 2016 sebanyak 342 dari 168.800 jemaah haji meninggal dunia (2.06 permil).

Langkah pertama, dikatakan penguatan digitalisasi pelayanan melalui TeleJemaah dan TelePetugas. Aplikasi TeleJemaah terhubung dengan wristband yang dipakai di pergelangan tangan jemaah, setidaknya sebanyak 3.000 wristband dibagikan kepada jemaah haji paling risti.

Melalui aplikasi vital sign dari jemaah risti, dapat terpantau oleh petugas kesehatan dari detak jantung, tekanan darah, saturasi oksigen, dan lainnya.

"TeleJemaah mempermudah petugas kesehatan dalam memantau kondisi kesehatan jemaah haji berisiko tinggi (risti) kata dr. Budi.

Sementara TelePetugas berfokus sebagai kontrol kesehatan jemaah dari semua aspek. Aspek dimaksud meliputi rawat jalan, rujukan, karantina, pengawasan makanan, hingga informasi mengenai promosi kesehatan. TelePetugas juga menjalankan fungsi monitoring vital sign jemaah, dari aplikasi tele jemaah melalui mekanisme pelaporan smart watch atau wristband.

Bukan hanya itu, Kemenkes juga memanfaatkan teknologi tekno cool untuk mengantisipasi kasus heat stroke (serangan panas) pada fase armuzna. dr. Budi menilai langkah ini efektif dalam meminimalisir kasus kematian akibat heat stroke

Alhamdulillah angka kematian akibat heat stroke di Armuzna tidak ada, meski kasusnya banyak, ujarnya.

Sebagai informasi, untuk mendukung peningkatan kualitas layanan, KKHI diperkuat dengan 48 dokter spesialis dari 13 keilmuan, mulai dari Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Paru, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Spesialis Saraf, Spesialis Bedah Umum, Spesialis Orthopedi, Spesialis Kesehatan Jiwa, Spesialis Rehab Medik, Spesialis Anestesi, Spesialis Emergensi Medis, Spesialis Kedokteran Penerbangan, Spesialis Mikrobiologi Klinik, dan Spesialis Kulit Kelamin.

Topik Menarik