Fenomena Salju Hingga Makhluk Mengerikan di Gurun Sahara
Bicara soal Gurun Sahara memang tak ada habisnya. Misalnya, beberapa waktu terakhir fenomena salju turun di Gurun Sahara menggemparkan dunia.
1. Fenomena Salju
Fenomena salju tersebut terbentuk pada Januari 2022 lalu. Dikutip dari Daily Mail, fotografer Karim Bouche Tata menangkap gambar menakjubkan dari salju dan es di Kota Ain Sefra di barat laut Aljazair pada Selasa 18 Januari lalu.
Anjloknya tingkat merkuri (termometer merkuri) di kotaAljazairkala itu hingga mencapai -2 derajat Celcius (28 F) dan secara tak terduga menciptakan pola es yang menakjubkan di pasir setelah turun salju di daerah itu.
Fenomena salju ini adalah kelima kalinya dalam 42 tahun di kota itu. Kejadian sebelumnya terjadi pada 1979, 2016, 2018 dan 2021.Ain Sefra - dikenal sebagai The Gateway to the Desert - berada sekitar 3.000 kaki di atas permukaan laut dan dikelilingi oleh Pegunungan Atlas.
Selama beberapa ratus ribu tahun terakhir, Gurun Sahara menutupi sebagian besar Afrika Utara dan telah mengalami perubahan suhu dan kelembaban.
Meskipun saat ini Gurun Sahara sangat kering, namun diperkirakan akan kembali hijau dalam waktu sekitar 15.000 tahun. Dan itu memungkinkan mengubah lanskap Gurun Sahara kembali menjadi hutan tropis habitat hidup berbagaimakhluk menakutkan, seperti ribuan tahun silam.
2. Hutan Lebat di Gurun Sahara
Photo by Science Advance
Menurut sebuah studi yang diterbitkan pada jurnal Science Advances, menunjukkan bukti bahwa gurun Sahara pernah mengalami periode basah sekitar 8.000 tahun yang lalu. Hal ini menandakan bahwa dulunya gurun Sahara merupakan daerah yang subur dan hijau.
Para peneliti di University of Arizona, melalui analisis sedimen lautnya menemukan bahwa pola curah hujan selama 6.000 tahun di Sahara menunjukkan hasil yang menarik. Tim peneliti ini telah mengidentifikasi pola iklim di Sahara yang ternyata memiliki curah hujan 10 kali lebih banyak dari saat ini.
Ternyata, gurun pasir terbesar di dunia itu dulunya adalah hutan hijau lebat yang menjadi rumah bagi sekumpulan hewan dan tumbuhan liar. Hal ini terjadi pada 5.000-11.000 tahun yang lalu.
"Dulu curah hujannya 10 kali lebih basah daripada saat ini," kata Jessica Tierney, pemimpin penelitian di University Arizona yang dikutip dari Ancient Codes.
3. Makhluk Pembunuh Mengerikan
Photo by American Museum of Natural History
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa beberapa makhluk laut menakutkan hidup di tempat yang sekarang disebut Gurun Sahara itu.
Menurut hasil penelitian yang diterbitkan pada Bulletin of the American Museum of Natural History, merinci sebuah badan air kuno yang disebut Trans-Saharan Seaway, yang meliputi bagian Afrika Barat 100 juta hingga 50 juta tahun silam.
Para ilmuwan selama dua dekade memeriksa fosil dan endapan di Mali saat ini untuk membentuk gambaran yang akurat tentang seperti apa lingkungan prasejarah ini.
Mereka menyimpulkan bahwa badan air di masa itu hangat dan dangkal. Yang kurang menyenangkan adalah tempat ini merupakan rumah bagi ikan lele yang panjangnya lima kaki berkisar 1,5 meter dan ular laut yang panjangnya 40 kaki atau sekitar 12 meter.
"Ekosistem Mali kuno memiliki banyak predator puncak termasuk Crocodyliformes, Serpentes, dan Amiidae. Beberapa di antaranya adalah spesies terbesar dalam clade mereka," tulis koran itu.
Clade adalah sekelompok organisme yang diduga berevolusi dari leluhur yang sama.Pada masa itu, ular, ikan dan buaya adalah binatang pembunuh.
4. Kenapa Makhluk Mengerikan itu Berukuran Besar?
Photo by Philippe Paillou/The Guardian
Bagaimana mereka menjadi sebesar itu? Trans-Saharan Seaway membentang dari utara ke selatan, dari Aljazair hingga yang sekarang menjadi Nigeria. Hal itu membuat binatang tersebut terisolasi dari badan air yang lebih besar selama periode panjang keberadaannya.
Masih mengutip dari Bulletin of the American Museum of Natural History, isolasi semacam ini mungkin memiliki predator terbatas dan memastikan sumber daya selalu tersedia. Hal ini merupakan paduan sempurna bagi spesies untuk tumbuh tanpa pengawasan.
"Trans-Sahara Seaway menunjukkan isolasi yang terputus-putus dari laut lepas," tulis koran American Museum of Natural History.
"Variabel lingkungan ini mungkin telah menciptakan pusat endemisme akuatik, merangsang seleksi untuk gigantisme sebagaimana diamati sebelumnya untuk spesies di pulau-pulau terestrial," jelas koran itu
Endemisme adalah ketika suatu spesies terbatas pada area tertentu.
Sahara dulunya adalah akuarium yang menjadi mimpi buruk. Pasalnya, pada tahun 2014, simulasi iklim menyimpulkan Sahara gersang yang kita kenal sekarang ini terbentuk sekitar tujuh juta tahun silam ketika pergeseran lempeng tektonik menutup wilayah tersebut dari laut di sekitarnya.
BINT#3

