Harga Tiket Pesawat Naik Gila-gilaan, Asita NTB Minta Pemerintah Turun Tangan

Harga Tiket Pesawat Naik Gila-gilaan, Asita NTB Minta Pemerintah Turun Tangan

Travel | BuddyKu | Sabtu, 2 Juli 2022 - 08:26
share

MATARAM, iNews.id Kenaikan harga tiket pesawat yang cukup tinggi membuat risau Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita). Kenaikan ini dinilai akan membawa pengaruh kepada kunjungan pariwisata di NTB.

Ketua DPD Asita NTB Dewantoro Umbu Joka mengeluhkan mahalnya harga tiket pesawat ke NTB. Melambungnya harga tiket pesawat tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata setelah dihantam pandemi Covid-19.

Harga tiket ini naiknya sudah gila-gilaan. Kami mendesak Pemprov NTB, turun tangan mengatasi melambung-nya harga tiket pesawat ini, katanya.

Dewantoro menyebut, harga tiket pesawat menuju Pulau Lombok sudah tak masuk akal. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan. Wisatawan akan berpikir ulang berwisata ke Lombok dengan kenaikan harga tiket yang mencapai 100-150 persen.

Dia memberikan contoh, saat ini harga tiket pesawat dari Bali ke Lombok di atas Rp1.000.000. Sebelumnya, harga tiket pesawat dalam kondisi normal rute Bali - Lombok sebesar Rp400.000 sekali jalan atau Rp800.000 untuk bolak-balik. Namun sekarang harga tiket pesawat Bali - Lombok di atas Rp1.000.000

Begitu juga untuk rute Jakarta - Lombok. Harga tiket pesawat saat ini rata-rata Rp1.300.000 - Rp1.400.000. Padahal dalam kondisi normal harga tiket pesawat Jakarta - Lombok paling tinggi Rp800.000.

Harga tiket pesawat yang mahal ke Lombok itu, jelas enggak mendukung kebangkitan sektor pariwisata. Sementara di sisi lain, penerbangan internasional ke Bali sudah cukup banyak, sambungnya.

Umbu mengaku, sebelum pandemi Covid-19, wisatawan yang datang ke Pulau Bali pasti akan melanjutkan perjalanan ke Lombok. Namun akibat harga tiket pesawat Bali - Lombok yang melambung tinggi, maka wisatawan akan berpikir datang ke Lombok.

Kalau bisa kebijakan ini ditinjau. Karena ini terjadi di semua daerah. Ini akibat PPKM atau harga avtur, gak jelas. Itu kebijakan pusat. Daerah lain juga mengeluh, tutupnya. (*)

Topik Menarik