Di Ambang Kebangkrutan, Sektor Pariwisata Sri Lanka Masih Tetap Layani Pelancong

Di Ambang Kebangkrutan, Sektor Pariwisata Sri Lanka Masih Tetap Layani Pelancong

Travel | BuddyKu | Minggu, 26 Juni 2022 - 19:03
share

IDXChannel - Perekonomian Sri Lanka saat ini menghadapi tantangan berat dalam sejarah negara tersebut, dengan kondisi keuangannya tengah di ambang kebangkrutan. Hal ini lantaran catatan utang yang melambung, yaitu mencapai US$51 miliar, atau setara Rp757,1 triliun.

Kondisi menjadi semakin parah lantaran pemerintah negara tersebut tidak lagi mampu melakukan pembayaran bunga atas pinjamannya, atau setidaknya mengurangi jumlah pinjaman yang ada.

Menyikapi kondisi tersebut, Otoritas Utama Pariwisata Sri Lanka mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan cara apa pun untuk memaksimalkan potensi pemasukan negara dari sektor pariwisata.

Ketua Otoritas Pengembangan Pariwisata (SLTDA) Sri Lanka, Priantha Fernando, menjelaskan bahwa saat ini negaranya dihadapkan pada kemungkinan kondisi kehidupan terburuk yang pernah dialami dalam sejarah.

Di sisi lain, Fernando juga mengatakan bahwa upaya sektor pariwisata sedang berusaha keras untuk memastikan pengalaman tersebut tidak disaksikan oleh pelancong internasional yang datang ke negara kepulauan itu.

"Dengan cara apapun, para pelancong tidak akan direpotkan karena krisis ekonomi yang sedang terjadi saat ini. Pemangku kepentingan sektor ini di semua tingkatan, akan melakukan hal yang maksimal untuk memastikan beberapa pelancong internasional yang datang terlindungi dari krisis," ujar Fernando, sebagaimana dilansir Dailymirror.lk, Minggu (26/6/2022).

Fernando menegaskan bahwa pihaknya tidak akan membiarkan para pelancong internasional mendapatkan pengalaman buruk setelah berlibur di Sri Lanka.

"Kami ingin memastikan mereka kembali dengan pesan positif dan pengalaman yang tak terlupakan, meskipun ada masalah yang sedang berlangsung di negara ini. Itu adalah prioritas kami saat ini," kata Fernando.

Menurutnya, sangat penting bagi Sri Lanka untuk tidak kehilangan kredibilitas dan citranya di panggung internasional, di mana realitas negara tidak boleh disembunyikan.

"Pesan yang perlu kami sampaikan ke pasar adalah bahwa terlepas dari kesulitan yang dihadapi, destinasi Sri Lanka akan terus melayani pengunjungnya, memastikan mereka memiliki pengalaman positif. Kami perlu berbicara kebenaran dan mendapatkan fakta dengan benar," katanya.

Disisi lain, pertandingan cricket yang sedang berlangsung antara Australia dan Sri Lanka merupakan hal positifi bagi pariwisata Sri Lanka.

"Karena memberikan kesempatan bagi para pemangku kepentingan sektor ini untuk menunjukkan potensi mereka selama krisis," papar Fernando.

Kendati demikian, ia mengakui bahwa pemerintah negara itu saat ini tidak memiliki ruang untuk memperluas dukungan terhadap sektor pariwisata yang sedang berjuang.

"Namun industri pariwisata juga tidak boleh dilupakan untuk langkah-langkah dukungan yang dapat digulirkan ke depan. Karena industri ini adalah penghasil devisa negara dan saat ini membutuhkan bantuan untuk dipertahankan," pungkasnya. (TSA)