Sudah Ada Sejak 127 Tahun Lalu, Kedai ’Martabak’ Ini Favorit Sultan Turki!
Di Turki, ada kuliner mirip martabak telur yang namanya borek. Kulitnya terbuat dari yufka yaitu adonan terigu berbentuk pipih dan tidak beragi. Meski bahan dasarnya serupa martabak telur, isiannya berbeda.
Ada bayam rebus campur bawang bombay, kombinasi peterseli dengan keju putih khas Turki , kentang rebus, daging sapi giling dan keju mozzarella.
Borek terdiri dari yufka yang disusun berlapis-lapis, bergantian dengan isian. Setiap lapisan biasanya diolesi campuran telur, susu sapi atau yogurt dan mentega cair atau minyak goreng. Cara memasaknya bukan digoreng, melainkan dipanggang.
Di Kota Istanbul ada ratusan kedai Borek. Salah satu yang terkenal, Sariyer Borekcisi. Kedai berusia 127 tahun ini menjual ragam borek, sekaligus menyajikan atraksi unik. Borek dipotong-potong secara berirama dengan golok berbentuk khusus.
Borek di sini selalu tersaji hangat. Borek dibuat dan dipanggang di dapur kedai menggunakan oven tradisional. Sehingga menghasilkan borek yang renyah di bagian luar dan lembut di bagian dalam.
Berdiri sejak 1895, Sariyer Borekcisi setia mempertahankan signature dish yang sangat terkenal bernama Kol Boregi, yaitu borek dengan aneka isian yang digulung memanjang menyerupai lengan.
Ada juga Kut Boregi yaitu borek tanpa isi yang ditaburi gula halus. Jenis ini termasuk langka karena jarang dijual di kedai lain. Dalam sehari, kedai ini bisa menjual sekitar 60 loyang borek aneka varian.
Harganya sekitar Rp68 ribu-Rp100 ribu per kg. Kalian juga bisa beli per porsi, dengan harga sekitar Rp17 ribu- Rp25 ribu. Makan di kedai lebih seru, karena view- nya langsung Selat Bosphorus.
Borek diciptakan oleh orang-orang Turki yang nomaden di Asia Tengah, sebelum abad ke-7. Kuliner ini mendunia setelah mereka bermigrasi ke berbagai wilayah, termasuk Siberia dan Ukraina.
Borek juga populer di Bosnia dan Yunani yang pernah jadi wilayah kekuasaan Turki Utsmani alias Ottoman. Isian borek beragam di tiap negara, meskipun bahan dasar kulitnya tetap sama.
Selama era pemerintahan Sultan Mehmed IV antara 1648-1687, borek jadi hidangan wajib saat makan siang di Istana Topkapi. Sultan menyantapnya bersama para pejabat. Bahkan, borek menjadi lambang kuliner budaya Ottoman.
Sejak itu, borek dikonsumsi secara luas. Orang-orang Turki menyantapnya sebagai menu sarapan atau kudapan pendamping minum teh.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Lets join IDZ Creators dengan klik di sini
