Kronologi Wisatawan Hilang di Gunung Bromo, Diduga Diganggu Makhluk Gaib

Kronologi Wisatawan Hilang di Gunung Bromo, Diduga Diganggu Makhluk Gaib

Travel | BuddyKu | Rabu, 22 Juni 2022 - 19:37
share

MALANG, iNews.id - Dugaan wisatawan yang hilang di Gunung Bromo karena dibawa makhluk tak kasat mata muncul. Pasalnya kondisi korban saat ditemukan tim pencari gabungan berada di tebing yang curam, dengan jarak 200 meter dari tempat sepeda motor miliknya yang ditemukan.

Kakak kandung korban Indahwati mengakui ada hal tak logis dari peristiwa hilangnya sang adik kandungnya saat berwisata ke Gunung Bromo. Awalnya sang adik dan enam-temannya berpamitan secara baik-baik kepada keluarga sebelum berangkat.

Namanya pamit baik-baik pengen rekreasi liburan karena sudah lama nggak liburan ya sudah kami izinkan. Dia berangkat sama teman-teman SMP-nya, ada yang tetangga sini. Makanya kami dari keluarga nggak mikir yang macam-macam, kata Indahwati, ditemui di rumahnya di Gang Bugis Barat Jalan Raya Wendit, Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Rabu (22/6/2022).

Indahwati bahkan masih sempat berkomunikasi dengan sang adik dan temannya telah tiba di loket Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Wonokitri melalui jalur Nongkojajar, Pasuruan pada Minggu dini hari (19/6/2022) sekitar pukul 01.40 WIB. Setelah itu rombongan yang berangkat dengan empat sepeda motor langsung memutuskan menuju kawasan Penanjakan, untuk melihat matahari terbit.

Namun keanehan disampaikan temannya setelah dari Penanjakan, Roni tiba-tiba berubah dengan gerak-gerik yang mencurigakan. Adiknya yang berangkat dalam kondisi fit dan ceria, berubah 180 derajat seperti ingin segera cepat-cepat pulang.

Berangkat kondisinya fit kata teman-temannya ceria, tapi setelah Penanjakan lihat sunrise itu sudah kayak bingung pengen pulang, atau firasat nggak tahu. Kata temannya sudah beda kayak adik saya biasanya, ujarnya.

Dia memilih pengen pulang duluan pamitan. Teman-temannya itu makanya heran, kenapa kok pengen pulang, ngotot pengen pulang. Mereka nggak paham, dia bilang, pisah pengen pulang, tapi nggak paham, katanya.

Namun saat sang adik ditanya keenam temannya, Roni selalu menjawab ia dalam kondisi baik-baik dan tak mengalami kendala fisik dan kesehatan. Bahkan mereka masih sempat turun ke Lautan Pasir Gunung Bromo, lalu berlanjut untuk nongkrong minum kopi.

Sharloknya (share lokasi di aplikasi WhatsApp) ke saya itu di Lautan Pasir, kata temannya juga sempat ngopi-ngopi, tapi dia pamit pulang duluan. Seperti orang buru-buru, katanya.

Saat pulang itulah peristiwa di luar nalar terjadi, Roni yang sudah dalam posisi setengah tak sadarkan diri mengaku ke kakak kandungnya itu kehilangan arah pulang dan tersesat. Bahkan melalui percakapan WhatsApp ke Indah, sang adik juga kebingungan mencari jalan pulang.

Roni yang awalnya menyatakan akan pulang melalui Tumpang, justru berbalik arah menuju Pasuruan melalui Wonokitri, Tosari kembali. Uniknya saat sepeda motornya melintasi sebuah tanjakan curam, sang adik mengaku dibantu oleh seseorang yang mendorongnya naik ke atas. Sang adik juga menginformasikan bahwa bahan bakar sepeda motornya mau habis sehingga membuatnya tambah kebingungan.

Dia bilang ke saya mari ditinggal konco-konco (habis ditinggal teman-teman). Waktu perjalanan ke Wonokitri dia sudah agak bingung, jadi dia cari jalan katanya nggak nemu. Jadi dia balik ke arah (Pasuruan), di Penanjakan katanya ditolong sama orang. Itu nggak tahu siapa, tapi katanya ada yang jaga yang bantu motor-motor yang nggak bisa naik, informasi dari adik saya gitu, tapi itu sudah nggak sadar katanya, katanya.

Menariknya, pernyataan sang adik yang disampaikan melalui percakapan WhatsApp itu berbeda dari fakta yang ada saat sepeda motor ditemukan petugas TNBTS. Saat ditemukan pada Minggu sore, sepeda motor Suzuki Satria Fu yang dinaiki Roni dalam kondisi baik, bahkan bahan bakarnya masih cukup hingga diamankan ke pos TNTBS.

Sepedanya juga saat ditemukan nggak ada lecet, nggak ada bekas jatuh, bisa dikendarai juga, tapi kata adik itu bensinnya mau habis nggak tahu. Handphone yang ditemukan juga nggak kayak bekas jatuh, nggak ada lecetnya, semua biasa. Jadi nggak sadarnya saat masih di atas sepeda motor, ujarnya.

Mengenai ada keterangan dari adik ke petugas yang diajak orang tak dikenal ke tebing tempat ditemukan, perempuan berusia 31 tahun ini belum berani menanyakannya. Ia khawatir kondisi sang adik masih belum stabil, tapi ia memang mendengar pernyataan beberapa tim pencari termasuk kakak iparnya yang merupakan anggota Pusdalops BPBD Kabupaten Malang yang turut membantu pencarian sejak hari pertama.

Ya saya anggap itu jalannya takdirnya Allah, kita nggak tahu itu, tapi saya belum berani tanya. Cuma sama teman - temannya sempat dicari, dia kan ngirim sharlok, dicari di lokasinya itu nggak ada, tuturnya.

Berbagai upaya pencarian juga diimbangi dengan doa yang dilakukan pihak keluarga di rumah. Selain doa, pihak keluarga juga meminta bantuan kiai untuk menunjukkan jalan pulang bagi Roni. Semua ikhtiar sudah, kalau banyak yang mendoakan supaya lebih cepat ketemu. Dan Alhamdulillah kuasa Allah ketemu, katanya.

Setelah serangkaian upaya pencarian dan doa, Roni pun akhirnya ditemukan di jurang tebing dengan jarak 200 meter dari lokasi penemuan sepeda motor dan berbagai barang miliknya. Dia itu katanya tiba-tiba disitu sadarnya ya itu seperti yang di video, di tebing yang miring. Ya Alhamdulillah masih bisa selamat, tuturnya.

Pihak keluarga tak henti-hentinya mengucap syukur dan berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu proses pencarian Roni. Terima kasih kepada seluruh pihak BPBD, Basarnas, Polsek dan masyarakat setempat yang luar biasa turut mencari. Ini buat pembelajaran saja, katanya.

Topik Menarik