Berlibur ke Desa Purwosari, Jangan Lupa Mampir ke Kebun Teh Klasik Kulon Progo

Berlibur ke Desa Purwosari, Jangan Lupa Mampir ke Kebun Teh Klasik Kulon Progo

Travel | BuddyKu | Minggu, 19 Juni 2022 - 08:20
share

JIKA menginjakkan kaki di Desa Purwosari, Kulon Progo, Anda dapat melihat hamparan kebun teh yang dikelola oleh warga lokal. Kebun teh tersebut ternyata punya kisah yang mengharukan di belakangnya. Penasaran?

Diceritakan Sarimin, pemilik kebun teh Gumilir Tea, kebun teh yang ada di Desa Purwosari itu punya kisah panjang yang berliku. Mulai dari kepemilikan yang sempat jatuh ke perusahaan teh hingga harga jual teramat rendah.

Ya, menurut Sarimin teh pertama kali ditanam itu pada 1991, mendapat bantuan dari pemerintah daerah waktu itu. Kemudian teh dipanen pertama kali pada 1993 yang mana dijual per kilogramnya Rp250. Teh disetor ke PT Pagilaran dari 1993 hingga 1996.

Kemudian, harga teh naik menjadi Rp750 per kilogram pada 1997 hingga 1999. Dan pada 2000 sampai 2007, harga teh kembali naik menjadi Rp1.000 per kilogram.

Gumilir Tea
(Foto: MNC Portal/Muhammad Sukardi)

"Namun, karena harga yang diberikan tidak memadai, banyak petani kami yang akhirnya tidak melanjutkan," kata Sarimin pada awak media yang berkesempatan mampir ke rumahnya di tengah kebun teh di acara Media Trip bersama Grand Dafam Signature International Airport Yogyakarta, belum lama ini.

Karena banyak petani yang \'lepas tangan\', alhasil kebun teh yang awalnya 47 hektare, berkurang drastis menjadi 7 atau 8 hektare saja. Sarimin mengaku sedih dengan kondisi itu, tapi tak bisa berbuat banyak.

Sebab, kebun teh Sarimin sendiri yang ada di sekitar rumah harus dipangkas hingga menyisakan setengah hektare. "Saya kala itu frustrasi dengan harga yang ditawarkan," keluhnya.

Dari sepertiga lahan teh, Sarimin mengelolanya sendiri mulai 2012 setelah dirinya pensiun dari pekerjaan guru. Bahkan, dia sempat mengontrakkan kebun tehnya ke PT Pagilaran selama 15 tahun lamanya demi menyekolahkan anaknya.

Topik Menarik