Viral Wanita Melahirkan dalam Air di Pantai Tanpa Bantuan Medis, Apa Kata Ahli?

Viral Wanita Melahirkan dalam Air di Pantai Tanpa Bantuan Medis, Apa Kata Ahli?

Travel | BuddyKu | Rabu, 8 Juni 2022 - 08:55
share

JAKARTA, celebrities.id - Layaknya wanita melahirkan pasti akan memilih rumah sakit yang memadai. Namun, hal itu justru berbeda terjadi dengan wanita ini.

Wanita ini justru melahirkan di pantai lepas, tepatnya di Playa Majagual, Nikaragua, pada 27 Februari 2022. Proses persalinan terekam kamera dan terlihat di sana tak ada bantuan medis sama sekali.

Kemunculan video viral ini kemudian memicu para ahli berkomentar. Kellie Wilton, kepala bidan di Australian College of Midwives dan Sue Kildea seorang profesor kebidanan dari Universitas Charles Darwin.

Mereka beranggapan bahwa keputusan si wanita melahirkan di pantai lepas bukan pilihan yang tepat. Sebab, itu amat berisiko, terlebih tanpa ada pengawasan tim medis di dekatnya.

"Menurut saya, melahirkan di pantai lepas tanpa bantuan medis bukanlah keputusan yang bijaksana," kata Kildea, dikutip dari News.au, Rabu (8/6/2022).

Dia melanjutkan, bidan melalui pendidikannya memungkinkan para wanita melahirkan dengan aman dan mampu mengenali tanda-tanda yang mungkin akan membahayakan si ibu atau bayinya, dan dia dibekali ilmu untuk mengatasi masalah tersebut.

"Nah, dukungan bidan seperti itu tidak akan didapatkan jika seorang wanita memutuskan untuk melahirkan secara bebas di alam terbuka," katanya.

Lebih lanjut, Wilton menerangkan bahwa melahirkan di air sejatinya pilihan yang sangat aman, tapi harus dibantu atau diawasi oleh tenaga medis untuk mendukung dan memfasilitasi kebutuhan si ibu.

"Lahiran di dalam air dipercaya memberi manfaat menurunkan rasa sakit yang signifikan, tapi, harus dilakukan di bawah pengawasan ahli, tidak bisa dilakukan sendirian," kata Wilton.

Persalinan dalam air yang dilakukan wanita itu, lanjut Wilton, sangat berbahaya. Kalaupun mau melahirkan di dalam air, banyak prosedur yang harus disiapkan.

"Persalinan di dalam air yang ideal itu melibatkan bidan dan tenaga medis lainnya di dekat si ibu, suhu air diatur dengan sangat baik, kebersihan air dipastikan berkualitas, bahkan kondisi kesehatan si ibu dan bayi terus diperhatikan selama persalinan," ujar Wilton.

Terkait hal itu, wanita viral bernama Josy Peukert memberi pernyataan pembelaan bahwa dirinya melahirkan di siang hari. Dia beranggapan, di momen itu air pantai sedang hangat, 35 derajat celcius.

"Saya melahirkan Bodhi, nama bayinya, di bawah sinar matahari langsung tengah hari bolong ketika suhu 35 derajat celcius. Saya tidak khawatir Bodhi akan kedinginan karena kondisinya demikian," kata Peukert.

Nah, bicara soal air asin, Wilton mengatakan bahwa amat sangat berisiko jika bayi baru lahir langsung menelan air asin.

"Melahirkan di pantai bebas memiliki risiko bayi meminum air asin laut secara tidak sengaja dan ini membahayakan kesehatan si bayi. Kemudian, air pantai itu tetap terlalu dingin untuk melahirkan, itu bisa membuat bayi hipotermia," kata Wilton.

Selain itu, karena airnya tidak terkontrol dengan baik, tidak ada yang bisa menjamin apakah air laut tersebut bebas bakteri berbahaya atau tidak. Artinya, keburukan lebih banyak daripada manfaatnya.

"Manfaat water birth memang ada, tapi pasangan yang memutuskan untuk melahirkan dengan teknik tersebut harus teredukasi dengan baik. Tidak bisa membenarkan bahwa melahirkan di pantai lepas adalah hal yang tepat," kata Wilton.

Meski, tambah Wilton, pada akhirnya perempuan punya hak untuk bebas memilih cara persalinan seperti apa yang diinginkannya, tapi demi kebaikan si ibu ataupun bayi yang dikandung, tentu pertimbangan keselamatan perlu diprioritaskan.

Sebelumnya, video Peukert melahirkan di pantai bebas viral. Dia punya alasan tersendiri mengapa keputusan melahirkan di pantai menjadi pilihannya, yaitu ingin menunjukkan bahwa tubuh wanita itu luar biasa.

"Saya mendapat ide ini begitu saja. Saya ingin melahirkan di pantai. Selama berminggu-minggu saya memantau air pasang dan ketika waktunya tepat bagi saya untuk melahirkan, saya tahu pantai akan aman bagi saya dan bayi saya," kata wanita berusia 27 tahun tersebut.

Suami Peukert, Benni Cornelius, sejatinya ada di dekat lokasi persalinan. Benni mengantarkan Peukert ke pantai dengan membawa peralatan persalinan berupa handuk, kain kasa, dan mangkok, serta saringan untuk plasenta.

Peukert menjelaskan bahwa proses persalinan terasa lebih menyenangkan dan dia tak menyesalinya.

"Ombak laut itu memiliki ritme yang sama dengan kontraksi, aliran halusnya membuat saya merasa sangat nyaman. Pasir vulkanik yang lembut di bawah saya mengingatkan saya bahwa tidak ada yang lain antara langit dan bumi," ujar Peukert.

"Saya tidak merasa takut sama sekali ataupun khawatir, malah saya dengan sepenuh jiwa menyambut manusia baru dalam hidup kami. Di momen itu, ada saya, pasangan saya, dan ombak, Itu indah sekali," katanya.

Video melahirkan pun viral. Banyak netizen mengutarakan komentar pro-kontra atas keputusan wanita itu melahirkan di pantai lepas.

"Saya berpikir, apa yang terjadi pada si bayi ketika dia mungkin tidak sengaja menelan air asin laut," tulis netizen.

Topik Menarik