Wabah Cacar Monyet Dikaitkan dengan LGBT, IDI: Bukan Penyakit Gay

Wabah Cacar Monyet Dikaitkan dengan LGBT, IDI: Bukan Penyakit Gay

Travel | BuddyKu | Senin, 23 Mei 2022 - 12:59
share

JAKARTA Wabah cacar monyet yang tengah menyebar luas di Eropa, Amerika Serikat hingga Australia dikaitkan dengan LGBT . Terkait isu tersebut, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof, Dr. Zubairi Djoerban, SpPD KHOM mengatakan penyakit ini bukan dari kelompok gay .

"Bukan penyakit gay," tulis Prof Zubairi dikutip dari akun Twitter pribadinya, Senin (23/5/2022).

Dalam cuitannya, Prof Zubairi juga menjelaskan seberapa parah cacar monyet yang telah menyebar di 12 negara dengan 92 kasus. Berdasarkan penuturan Prof Zubairi, penyakit ini memiliki tingkat kematian 1 persen dan penderita bisa pulih dalam 2 hingga 4 pekan.

"Seberapa bahaya cacar monyet yang telah tersebar di 12 negara dengan 92 kasus: tingkat kematian 1 persen, kebanyakan pulih dalam 2-4 pekan," tulis prof Zubairi.

Sebelumnya, otoritas kesehatan di Spanyol melaporkan 23 kasus baru cacar monyet yang terkonfirmasi, terutama di wilayah Ibu Kota Madrid. Akibtnya, pemerintah setempat menutup sauna yang terkait dengan sebagian besar infeksi.

Kepala kesehatan regional Enrique Ruiz Escudero mengatakan pihak berwenang di Madrid telah berupaya melacak kasus terutama yang berasal dari sebuah saun. Kata sauna di Spanyol digunakan untuk menggambarkan tempat yang populer dengan pria gay yang mencari hubungan seks, bukan hanya pemandian.

Departemen Kesehatan Masyarakat akan melakukan analisis yang lebih detail lagi untuk mengendalikan penularan, memutus mata rantai penularan dan berusaha memitigasi penularan virus ini semaksimal mungkin, jelasnya dilansir dari Channel News Asia.

Topik Menarik