Beda dengan Shin Tae-yong, Kim Pan-gon Puas dengan Kualitas Pemainnya
KUALA LUMPUR Pelatih Timnas Malaysia, Kim Pan-gon, membicarakan kualitas pemain Malaysia di Liga domestik. Pria asal Korea Selatan itu menganggap kualitas mereka melebihi ekspektasi yang sebelumnya dibayangkan Kim Pan-gon.
Sang pelatih anyar itu mulai bekerja memimpin Malaysia pada Januari 2022 lalu. Dia segera bergerak mencari pemain yang cocok dengan taktiknya di Liga Malaysia dalam empat bulan terakhir.
Adapun pemain yang dipilih merupakan yang terbaik menurut pandangannya. Mereka akan disiapkan untuk berlaga di Kualifikasi Piala Asia 2023 bulan Juni mendatang.
Menariknya, Kim Pan-gon mengakui bahwa dia tidak memasang ekspektasi tinggi terhadap kualitas pemain Malaysia. Namun, kualitas para pemain yang tersaji ternyata melebihi ekspektasinya selama ini.
Kualitas para pemain lebih baik dari yang saya kira. Para pemain telah memberikan komitmen penuhnya (dalam sesi latihan timnas). Semuanya berjalan dengan baik, ujar Kim Pan-gon dilansir dari New Straits Times, Minggu (22/5/2022).
Hal berbeda justru sempat diutarakan oleh pelatih Korea Selatan lain yang tengah melatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Sang pelatih sempat menyiratkan bahwa sedikit pemain Indonesia yang memiliki level yang sama dengan pemain dari negaranya.
Sejauh ini, hanya Asnawi Mangkualam yang menurutnya bisa bersaing bersama para pemain Korea Selatan tersebut. Selebihnya, sejumlah pemain belum layak dan masih perlu diasah terlebih dahulu kemampuannya.
Ada beberapa pemain yang berpotensi. Namun, untuk sekarang tidak ada di mata saya. Ada satu dua pemain yang bisa, tetapi selebihnya masih belum (layak bersaing di Korea Selatan) bagi saya,ujar Shin Tae-yong dalam sebuah wawancara kepada Myeongjangdeul Desember 2021 lalu.
Utamanya Shin Tae-yong sangat menyoroti kualitas fisik dan stamina para pemain. Menurutnya itu adalah faktor krusial yang mesti ditingkatkan untuk bisa bersaing dengan negara-negara lain.
Para pemain Indonesia sendiri cukup dikenal karena memiliki kecepatan dan kelincahan. Sayangnya, begitu memasuki babak kedua, kualitas yang ditunjukkan menurun jauh lantaran stamina para pemain sudah terkuras.
