Mantap! Bakal Bangun PLTS di Luar Angkasa Tahun 2035, Inggris Berharap Bisa Penuhi Target Ini di 2050 Mendatang

Mantap! Bakal Bangun PLTS di Luar Angkasa Tahun 2035, Inggris Berharap Bisa Penuhi Target Ini di 2050 Mendatang

Travel | koran-jakarta.com | Minggu, 22 Mei 2022 - 10:01
share

Inggris tengah merencanakan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di luar angkasa tahun 2035 mendatang. PLTS tersebut diharapkan mampu memancarkan listrik dari luar angkasa menggunakan matahari, sehingga bisa membantu Inggris memenuhi target nol emisi gas rumah kaca pada tahun 2050 dengan lebih hemat biaya.

T erdapat beberapa organisasi teknologi di Inggris berencana mengoperasikannya di luar angkasa tahun 2035 mendatang. Adapun lebih dari 50 organisasi teknologi Inggris, termasuk kelas berat seperti produsen kedirgantaraan Airbus, Universitas Cambridge dan pembuat satelit SSTL, telah bergabung dengan Space Energy Initiative Inggris, yang diluncurkan tahun lalu dalam upaya untuk mengeksplorasi opsi untuk mengembangkan PLTS berbasis ruang angkasa.

Penghentian penggunaan energi yang menghasilkan emisi karbon di Inggris sejalan dengan upaya global untuk menekan perubahan iklim byang diuraikan pada KTT COP 26 PBB yang digelar pada November lalu.

Ketua program inisiatif, Martin Soltau mengatakan, semua teknlogi yang diperlukan untuk mengembangkan PLTS berbasis ruang angkasa sudah ada, namun tantangannya adalah ruang lingkup dan ukuran proyek semacamnya.

Inisiatif ini memiliki rencana dasar pada studi teknik ekstensif yang dilakukan oleh konsultan Frazer-Nash dan ditugaskan oleh pemerintah Inggris tahun lalu.

"Studi ini menyimpulkan bahwa ini layak secara teknis dan tidak memerlukan terobosan dalam hukum fisika, material baru, atau teknologi komponen," kata Martin, dikutip dari Space , Senin (16/5).

Martin menjelaskan, inisiatif ini telah menetapkan rencana pengembangan 12 tahun, di mana pembangkit listrik dirakit oleh robot di orbit, hingga memancarkan daya listrik berkapasitas gigawatt dari luar angkasa ke Bumi pada awal 2035.

Inisiatif ini mengeksplorasi konsep modular yang disebut CASSIOPeiA (Constant Aperture, Solid-State, Integrated, Orbital Phased Array), yang dikembangkan oleh perusahaan teknik Inggris International Electric Company.

Pembangkit listrik ini akan mengorbit 22.000 mil di atas planet Bumi atau 36.000 kilometer dengan pemandangan matahari dan Bumi yang konstan.

"Fungsi utama dari satelit adalah mengumpulkan energi matahari yang besar melalui cermin ringan dan optik berkonsentrasi ke sel fotovoltaik, seperti yang kita lakukan di Bumi," ujar Martin.

"Mereka menghasilkan listrik arus searah, yang kemudian diubah menjadi gelombang mikro melalui penguat daya frekuensi radio solid state dan ditransmisikan dalam pancaran gelombang mikro yang koheren ke Bumi," lanjutnya.

Namun, CASSIOPeiA akan menghasilkan lebih banyak listrik daripada PLTS terestrial dengan ukuran yang sama. Ini jika dibandingkan dengan panel surya yang ditempatkan di Bumi tepatnya di Inggris, panel surya identik di luar angkasa akan memanen energi 13 kali lebih banyak.

Selain itu, PLTS berbasis ruang angkasa tidak akan mengalami masalah intermiten, yang mengganggu sebagian besar pembangkit listrik terbarukan di Bumi.

Sebab, Matahari tidak selalu bersinar di planet Bumi dan angin tidak bertiup secara konsisten. Itu berarti generator listrik alternatif atau penyimpanan baterai harus tersedia untuk mencegah pemadaman listrik dalam cuaca yang tidak menguntungkan.

Ruang, di sisi lain, akan memberikan output daya yang konsisten. Teknologi yang akan membuat sistem kelistrikan bekerja hanya berdasarkan energi terbarukan berbasis bumi belum ada.

"Teknologi penyimpanan energi belum ada dengan harga dan skala yang tepat. Kami membutuhkan teknologi lain, karena kami tidak memiliki rencana yang bertambah. Net-zero akan sangat sulit dan tenaga surya berbasis ruang angkasa dapat memberikan opsi yang menarik," ujar Martin.

Topik Menarik