Ular dalam Mitologi Jawa, Simbol Kesuburan dan Keberkahan

Ular dalam Mitologi Jawa, Simbol Kesuburan dan Keberkahan

Travel | BuddyKu | Sabtu, 21 Mei 2022 - 12:57
share

JAKARTA, celebrities.id - Ular dalam mitologi Jawa menjadi salah satu kekayaan warisan budaya yang harus dilestarikan bersama. Masing-masing negara di dunia telah memiliki kepercayaan terhadap ular atau naga, dalam versinya sendiri. Indonesia, sejatinya memiliki sosok naga yang menjadi mitologi.

Naga tersebut bernama Sang Hyang Antaboga atau Anantaboga. Sanghyang Anantaboga dikisahkan sebagai dewa yang bertempat tinggal di kahyangan Saptapratala (bumi lapis ketujuh, dunia bawah). Batara Anantaboga inilah yang dalam pewayangan Jawa mempunyai anak Dewi Nagagini yang kemudian menjadi salah satu istri Bima, dan mempunyai anak Antareja.

Dalam kebudayaan Jawa, ular atau naga juga menjadi simbol kesuburan/keberkahan. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa konsep artefak yang berbentuk ular atau naga, selalu ditujukan untuk meminta keberkahan atau kesuburan.

Dilansir dari berbagai sumber, Sabtu (21/5/2022), celebrities.id telah merangkum perihal ular dalam mitologi Jawa. Berikut ulasannya.

Ular dalam Mitologi Jawa

1. Sang Hyang Antaboga

Dalam dunia wayang kulit, Sang Hyang Antaboga atau Anantaboga berwujud naga dengan mahkota dan mengenakan kalung emas. Dikisahkan, Antaboga sangat sakti dan bisa menjelma menjadi wujud manusia.

Sang Hyang Antaboga yang marah dan menggerakkan ekornya dipercaya dapat menimbulkan bencana gempa bumi. Antaboga bukanlah dewa yang jahat. Dia bahkan menyelamatkan para ksatria Pandawa Lima dari kebakaran ulah Sengkuni dan Kurawa. Ini adalah kisah pewayangan lakon \'Bale Sigala-gala\'.

Antaboga yang menjelma menjadi garangan (musang Jawa) kemudian menolong Pandawa dan Dewi Kunti. Antaboga membawa mereka semua menyelamatkan diri dari kebakaran lewat gorong-gorong.

2. Nagagini

Nagagini merupakan tokoh mitologis dari pewayangan yang pernah diadopsi JK Rowling menjadi \'Nagini\', diperankan oleh Claudia Kim dalam film Fantastic Beast 2 (2018). Nagagini adalah seekor ular naga besar, putri dari Antaboga. Naga Gini berubah menjadi perempuan cantik dan singkat cerita kemudian Bima menikahi.

3. Antareja

Melansir dari Pitoyo Amrih dalam bukunya, Antareja adalah seorang cucu Antaboga dan anak dari pasangan Bima-Nagagini. Antareja lahir di Kahyangan Saptapratala saat Bima pergi mengawal sang ibunda, Kunti, kembali ke Negeri Hastinapura. Sebagai cucu dari Dewa Ular Sang Hyang Antaboga, Antareja mampu menyemburkan bisa ular.

Siapapun yang dijilat jejak tapak kakinya maka pemilik jejak kaki itu bakal mati. Antareja tewas gara-gara menjilat tapak kakinya sendiri sebelum perang Bharatayuda. Karakter Antareja tidak memiliki padanan dalam Epos Mahabharata versi India lantaran Antareja adalah kreasi pujangga Jawa sendiri yang dimasukkan ke kisah Mahabharata.

4. Sang Hyang Basuki

Sang Hyang Basuki atau Bathara Basuki merupakan dewa keselamatan yang berwujud ular putih. Dia adalah dewa yang menebarkan rasa aman dan keselamatan bagi penghuni dunia wayang. Melansir dari \'Ensiklopedi Tokoh-tokoh Wayang\', dia hidup di Kahyangan Patala, negeri mistis yang hanya bisa didatangi oleh orang yang tak pernah menebar angkara murka.

Penggunaan Simbol Ular dalam Kehidupan

1. Dekorasi Ruangan

Bentuk ukiran berwujud ular Naga yang tertera pada gantungan dari kayu yang dipergunakan untuk menggantung gamelan dalam kondisi mulutnya buka lebar dengan lidah bercabang yang menjulur keluar merupakan contoh penggunaan simbol ular dalam kesenian.

Selain itu benda-benda pusaka yang berwujud keris banyak yang memakai nama ular Naga. Seperti keris Naga Runting, keris Naga Ransang, keris Naga Sasra dan lain sebagainya. Keris tersebut dinamakan naga karena memang bentuk bilah keris yang melengkung mirip ekor naga.

Ada juga aci pusaka yang berwujud tombak yang bemama tombak Naga Baru Kelinting miliknya Ki Ageng Mangir Wanabaya, Kepala kapal layar juga banyak yang diukir dengan bentuk gambar kepala ular Naga.

2. Simbol Penjagaan Bangunan

Ular naga Jawa juga banyak ditemui di beberapa relief candi di Indonesia. Naga di candi ini dinamakan Naga Taksaka yang berjaga candi. Umumnya ular naga dijadikan pola hias bentuk makara yaitu pipi tangga di kanan dan kiri tangga naik ke bangunan candi yang dibuat sebagai badan dan kepala naga.

Mulut naga digambarkan terbuka lebar dan lidahnya menjulur keluar dalam bentuk untaian manik-manik ataupun bentuk makara dengan naga yang menganga dengan seekor singa di dalam mulutnya.

Sering pula bentuk ular naga dipahat di bawah cerat yoni karena yoni selalu dipahat menonjol keluar dari bingkai bujur sangar sehingga perlu penyangga di bawahnya. Fungsi naga pada bangunan candi atau pada yoni berkaitan dengan tugas penjagaan atau perlindungan terhadap sebuah bangunan.

Topik Menarik