Ketegangan Meningkat! Bukan Ukraina, Rudal Setan Rusia dan Hipersonik Tiongkok justru Targetkan Amerika Serikat, Ada Apa?

Ketegangan Meningkat! Bukan Ukraina, Rudal Setan Rusia dan Hipersonik Tiongkok justru Targetkan Amerika Serikat, Ada Apa?

Travel | koran-jakarta.com | Sabtu, 23 April 2022 - 19:02
share

Menyusul Rusia yang berhasil uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat yang dijuluki analis barat sebagai "Satan 2", Tiongkok turut unjuk kekuatan militernya dengan meluncurkan rudal hipersonik YJ-21 menjelang perayaan ulang tahun Angkatan Laut Tiongkok ke-73 pada akhir pekan ini.

Li Jie seorang analis militer yang berbasis di Beijing, mengatakan mempersenjatai Type 055 dengan rudal YJ-21 bertujuan untuk mencegah kapal asing terlibat apabila terjadi serangan ke Taiwan. Sekaligus pencegahan strategis yang ditujukan ke Amerika Serikat (AS), setelah sekelompok kapal induk AS mengambil bagian dalam latihan bersama dengan Jepang di lepas semenanjung Korea pada pekan lalu.

Taiwan juga dikabarkan telah mencari bantuan militer dari AS setelah Taiwan menyetujui serangkaian tindakan untuk mendukung Ukraina setelah invasi Rusia pada 24 Februari.

"Pencocokan rudal Tipe -55 dan YJ-21 dirancang untuk melawan hegemoni maritim Amerika di wilayah tersebut," kata Li seperti dikutip dari South China Morning Post .

Seorang peneliti dari lembaga think-tank ilmu pengetahuan dan teknologi militer Yuan Wang di Beijing, Zhou Chenming mengungkapkan demonstrasi YJ-21 sekaligus menjadi peringatan bagi AS dan Taiwan bahwa PLA memiliki banyak pilihan strategi.

"Beijing khawatir bahwa bantuan militer AS yang tidak terbatas ke Ukraina dan tur kelompok kongres Amerika baru-baru ini ke Taiwan mungkin membuat Taipei percaya bahwa Washington dapat memberikan bantuan yang sama jika terjadi konflik antara daratan dan Taiwan," kata Zhou.

Sementara, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan pihak Barat bahwa setiap upaya untuk menghalanginya akan membawa mereka pada konsekuensi yang belum pernah ditemui dalam sejarah dan mengacu pada penggunaan kekuatan nuklir untuk menghadapi ancaman eksistensial.

"Senjata yang benar-benar unik ini akan memperkuat potensi tempur angkatan bersenjata kita, memastikan keamanan Rusia dari ancaman eksternal dan menyediakan bahan pemikiran bagi mereka yang, dalam panasnya retorika agresif yang hiruk pikuk, mencoba mengancam negara kita," tambah Putin.