Faisal Basri: Pemerintah yang Ciptakan Harga Minyak Goreng Mahal

Faisal Basri: Pemerintah yang Ciptakan Harga Minyak Goreng Mahal

Travel | BuddyKu | Kamis, 7 April 2022 - 15:15
share

IDXChannel - Ekonom Senior Faisal Basri menilai mahalnya harga minyak goreng akhir-akhir ini akibat kesalahan pemerintah sendiri, yakni dengan menciptakan kebijakan dua harga minyak goreng.

Faisal Basri menjelaskan Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar memiliki harga CPO yang berbeda, meskipun di produksi di kebun yang sama dan dijual ke negara yang sama juga.

"Yang menaikan harga sebetulnya pemerintah sendiri untuk melayani oligarki," kata Faisal Basri dalam diskusi publik secara virtual, Kamis (7/4/2022).

Misalnya harga CPO di pasar global naik dari USD50 hingga USD100/barel, kenaikan harga global itu menurut Faisal bisa di bawa kedalam negeri walaupun menjadi produsennya sendiri. Hal tersebut dilakukan dengan kebijakan dua harga.

"Jadi pemerintah sendiri yang menciptakan, karena pemerintah mengatakan, hai pengusaha CPO kalau kalian jual CPO ke pabrik bio disel harganya harga internasional tidak dipotong pajak ekspor, kalau jual untuk minyak goreng ya harganya USD75/barel," sambung Faisal Basri.

Menurutnya kelangkaan minyak goreng dan tingginya harga minyak goreng ini adalah ulah dari kebijakan dua harga yang berbeda antara kebutuhan CPO untuk bio disel maupun untuk minyak goreng.

Menurutnya hal tersebut sangat menguntungkan pengusaha CPO, jika Pengusaha CPO menjual minyak mentahnya ke luar negeri dengan harga sekitar USD100/barel dengan pajak, maka dijual di dalam negeri dengan harga yang sama namun tidak terkena pajak ekspor.

Hal tersebut dapat dilihat dari data yang dirilis oleh Gabungan Pengasaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memang tercatat alokasi CPO untuk kebutuhan energi dalam hal hal ini bio disel lebih besar jika dibandingkan untuk konsumsi atau minyak goreng.

Konsumsi CPO dalam negeri untuk biodisel mengalami peningkatan di bulan Januari 2022 jika dibandingkan pada periode yang sama tahun 2021. Pada Januari 2021 konsumsi CPO untuk biodisel mencapai 448.000 ton. Jumlah tersebut melonjak menjadi 732.000 ton per Januari 2022.

Sedangkan konsumsi CPO untuk kebutuhan pangan justru menggambarkan hal sebaliknya alias mengalami penurunan pada Januari 2022 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.

Pada periode Januari 2021, tercatat konsumsi CPO untuk produk pangan sebesar 763.000 ton, namun pada Januari 2022 menurun menjadi 591.000 ton. ( RAMA )

Topik Menarik