Sebanyak 26 Juta Keluarga Masih Tinggal di Rumah Tak Layak Huni
IDXChannel – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menyebut, backlog atau kekurangan rumah di Indonesia berada di angka 11,39 juta, atau sekitar 26 juta keluarga masih tinggal di rumah yang tidak layak huni.
Sementara itu, berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023 Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat sekitar satu juta pernikahan baru setiap tahunnya sehingga rasio kebutuhan akan hunian masih tinggi.
Hal tersebut diungkap Corporate Secretary BTN Ramon Armando disela-sela ajang kompetisi BTN Housingpreneur 2025.
Adapun backlog perumahan di kawasan Jabodetabek masih tinggi, mencapai lebih dari 2,9 juta unit. Sementara kontribusi terbesar berasal dari Jakarta (1,38 juta unit), Bodebek (1,08 juta unit), dan Tangerang (458 ribu unit).
Menurut dia, kondisi kekurangan rumah atau bakclog ini perlu dipecahkan dengan terobosan ide-ide inovatif yang umumnya muncul dari kalangan usia muda.
Perseron pun mengajak generasi muda Indonesia untuk mewujudkan ide-ide inovatif menjadi solusi untuk hunian yang terjangkau dan berkelanjutan melalui ajang kompetisi BTN Housingpreneur 2025.
BTN melihat generasi muda memiliki potensi yang tidak terbatas untuk menciptakan konsep yang dapat memecahkan masalah ketersediaan hunian di masa depan.
"BTN telah membuka pendaftaran BTN Housingpreneur bagi para peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa, developer dan pengusaha, serta masyarakat umum non-mahasiswa sejak 22 Oktober 2025 dan akan ditutup pada 15 Desember 2025," katanya Kamis (11/12/2025).
Tak tanggung-tanggung, sebagai bentuk apresiasi bagi ide-ide brilian yang akan muncul, BTN telah menyiapkan total hadiah mencapai miliaran rupiah.
“BTN Housingpreneur hadir untuk mendorong generasi muda menciptakan ide-ide inovatif sehingga ekosistem perumahan di Indonesia bisa bertumbuh lebih cepat, lebih terjangkau, sekaligus sustainable. Oleh sebab itu, kami mengundang orang-orang muda untuk berpartisipasi dalam kompetisi ini selagi masih ada waktu sebelum registrasi ditutup,” ujar Ramon.
Dia menilai, komitmen BTN untuk menjaring generasi muda melalui BTN Housingpreneur juga didorong oleh fakta bahwa akan ada lebih banyak orang berusia muda yang membutuhkan tempat tinggal di Indonesia di masa depan.
“Melalui ide-ide mereka, generasi muda juga dapat berkontribusi dalam menggerakkan sektor perumahan dan perekonomian secara keseluruhan, karena sektor ini memiliki multiplier effect yang sangat besar dan cakupan ekonominya sangat terdistribusi hingga ke level UMKM seperti toko bahan bangunan, logistik, dan jasa pertukangan,” tuturnya.
Melihat besarnya potensi kontribusi generasi muda terhadap sektor perumahan nasional, BTN membuka berbagai sub kategori lomba di BTN Housingpreneur. Ramon menjelaskan, dalam konteks BTN Housingpreneur, generasi muda yang dimaksud tidak terbatas pada mahasiswa, melainkan juga termasuk para developer dan pengusaha muda di bidang perumahan maupun startup terkait sektor properti, serta masyarakat umum non-mahasiswa dari berbagai kalangan yang memiliki ide inovatif terkait hunian.
Bedanya, untuk kategori mahasiswa, peserta hanya perlu menyajikan ide orisinal untuk desain rumah ataupun inovasi hunian lainnya yang diajukan, beserta estimasi biaya sederhana untuk pengembangannya berdasarkan perhitungan yang realistis.
“Berbeda dengan kategori developer dan pengusaha yang bentuk inovasinya sudah berupa proyek, ataupun berupa proposal bisnis bagi peserta dari kategori umum non-mahasiswa, peserta dari kategori mahasiswa untuk sub kategori Rumah Nusantara, sebagai contoh, dapat menyajikan ide dan konsep orisinal berupa sketsa, render, atau maket digital dan narasi singkat untuk desain rumah yang diajukan,” ujar Ramon.
Untuk lebih efektif menjaring generasi muda terutama kalangan mahasiswa, BTN telah menggelar roadshow BTN Housingpreneur 2025 di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar dengan melibatkan universitas-universitas ternama sebagai tuan rumah. Kick-Off BTN Housingpreneur 2025 juga telah dilaksanakan di Universitas Indonesia, Depok, belum lama ini.
Dalam sambutannya saat Kick Off, Direktur Pengembangan Kerja Sama, Komersialisasi Aset, dan Kawasan Terpadu Universitas Indonesia, Winny Hanifiati Warouw mengatakan, BTN Housingpreneur merupakan kesempatan berharga bagi para mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam menciptakan ide-ide inovatif, sehingga tidak berhenti menjadi wacana di ruang akademik saja.
“Bagi para mahasiswa dan wirausahawan muda, kegiatan ini merupakan kesempatan emas untuk kita bisa belajar, berjejaring atau networking untuk menunjukkan kemampuan, dan menjadi wujud nyata yang bisa diberikan kepada negara Indonesia,” ujar Winny.
(kunthi fahmar sandy)









