Kemensos Pulihkan Trauma Korban Banjir Aceh, Beri Layanan Psikososial
JAKARTA, iNews.id - Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Sentra Darussa’adah Aceh membuka layanan dukungan psikososial (LDP) bagi para korban banjir di Posko Gedung Taheer Foundation, Pidie Jaya, Aceh. Banjir yang melanda sebagian besar wilayah Provinsi Aceh pada akhir November 2025 mengakibatkan kerusakan sarana dan prasarana, korban jiwa, serta kerugian materi dan nonmateri.
Kondisi ini juga menimbulkan tekanan psikologis terhadap masyarakat.
“Tekanan psikologis yang dialami oleh para penyintas harus segera ditangani dan dipulihkan,” kata Kepala Sentra Darussa’adah Aceh, Susi Mulyati melalui keterangan tertulis, dikutip Selasa (9/12/2025).
Layanan ini terselenggara berkat dukungan dan kolaborasi berbagai pihak, termasuk Dinas Sosial Aceh, Dinas Sosial Pidie Jaya, aparat gampong, serta Tagana yang turut membantu proses layanan dan koordinasi lapangan.
"Kolaborasi lintas sektor sangat membantu pelaksanaan kegiatan karena program harus dilaksanakan secara menyeluruh dan menggunakan beragam pendekatan," ujarnya.
Layanan ini diharapkan menjadi sarana pemulihan awal bagi kelompok terdampak, terutama anak-anak, lanjut usia (lansia), penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya yang membutuhkan dukungan dan pendampingan lanjutan.
Sejumlah kegiatan yang dilakukan tim LDP untuk kelompok anak-anak, seperti terapi bermain, dongeng, latihan regulasi emosi, hingga art therapy. Kegiatan ini ditujukan untuk membantu anak mengekspresikan emosi, menenangkan diri, serta menghadirkan rasa aman.
“Dalam sesi terapi bersama anak-anak, kami masih mendapati kondisi dominasi ketakutan, kehilangan dan kesedihan pascabanjir yang mereka alami,” ujar Pekerja Sosial Sentra Darussa’adah, Erna Dwi Susanti.
Selain itu, bagi kelompok lansia, tim melakukan layanan kunjungan di posko dengan pendampingan khusus, termasuk fisioterapi ringan untuk membantu pemulihan kondisi fisik serta mengurangi ketegangan akibat bencana.
Bagi kelompok rentan lainnya, pekerja sosial melakukan konseling personal dan pendampingan psikososial dasar. Langkah ini bertujuan memberikan penguatan, membantu korban memahami kondisi yang dialami, serta membangun kembali motivasi setelah mengalami peristiwa bencana alam.










