Darurat Banjir dan Longsor di Sumut, Bobby Minta Keselamatan Masyarakat Jadi yang Utama
MEDAN, iNews.id - Gubernur Sumatera Utara Muhammad Bobby Afif Nasution bergerak cepat mengirim bantuan logistik sekaligus menginstruksikan percepatan penanganan di daerah terdampak bencana banjir dan longsor. Dia meminta kepala daerah dan instansi terkait untuk memastikan keselamatan masyarakat sebagai yang utama dalam bencanan ini.
Bobby Nasution menegaskan bahwa keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas dalam seluruh proses penanganan darurat bencana. Dia mengikuti perkembangan lapangan secara intensif melalui laporan para kepala daerah dan melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat, TNI-Polri, BNPB hingga lembaga terkait untuk mempercepat langkah penanggulangan.
“Sudah (mendapat informasi), di Tapsel, tadi di Tapanuli Tengah, dan dilaporkan Pak Bupati nelpon secara langsung, di Tapteng ada korban jiwa, tadi saya sampaikan tolong dimonitor terus kondisinya, utamakan keselamatan masyarakat, mungkin beberapa hari ke depan saya bisa melihat ke sana langsung,” ujar Bobby.
Update Pemain Abroad Timnas Indonesia: Kevin Diks Tahan RB Leipzig, Jay Idzes Tumbang dari Como 1907
Dia menegaskan bahwa koordinasi lintas pemangku kepentingan terus dilakukan. Peninjauan lapangan dipersiapkan untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan kesiapan daerah mengantisipasi dampak lanjutan curah hujan ekstrem. Bobby juga mengingatkan BMKG telah memprediksi intensitas hujan yang sangat tinggi pada November–Desember.
Bobby mengatakan dirinya telah menugaskan para kepala daerah dan OPD memperkuat mitigasi agar penanganan bisa dilakukan lebih dini dan cepat.
Untuk ke depan, Bobby kembali mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan daerah.
“Kalau kami undang mohon hadir, tolong dimitigasi, tolong disampaikan kepada masyarakat, ini yang perlu dilakukan kepala daerahnya. Saya minta kepala daerah lebih aware ke masyarakat soal mitigasi bencana ini,” ucapnya.
Hingga Kamis (27/11/2025), Bobby menetapkan status darurat bencana Sumut setelah banjir dan longsor melanda 10 kabupaten/kota dengan laporan 30 jiwa meninggal dunia serta 4.035 warga mengungsi. Situasi ini memaksa Pemerintah Provinsi Sumut mempercepat evakuasi korban dan pembukaan akses jalan.
