Rosan Ungkap Perombakan Manajemen Garuda Indonesia terkait Penyehatan Bisnis
JAKARTA, iNews.id - CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara, Rosan Roeslani mengungkapkan perombakan jajaran direksi dan komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berkaitan dengan suntikan modal sebesar 405 juta dolar AS atau setara RpRp6,65 triliun. Ke depannya, pihaknya akan kembali menyuntikan modal ke perseroan dalam rangka penyehatan bisnis perseroan.
Rosan menyebut, suntikan modal itu dilakukan karena saat ini laporan keuangan Garuda Indonesia masih menunjukkan ekuitas negatif.
"Memang itu pergantiannya secara keseluruhannya kalau dilihat lebih dalam karena Danantara. Kalau dari finansial contohnya kita sudah menaruh 405 juta dolar AS, kemudian ke depan pun kita masih akan memperkuat modalnya dengan catatan bahwa memang semua rencana dan planningnya bisa berjalan dengan tereksekusi dengan baik," ucap Rosan di Jakarta dikutip, Kamis (16/10/2025).
Karena itu, Rosan menyebut diperlukan penguatan tim yang mampu mengeksekusi suntikan modal Danantara dalam rangka penyehatan kinerja keuangan Garuda Indonesia.
Dia mengaku saat ini terdapat tambahan pos baru di jajaran perseroan yaitu Wakil Direktur Utama. Selain itu, beberapa pengurus perseroan juga didatangkan dari Danantara dengan background yang kuat di industri penerbangan.
"Memang ada pergantian Dirut, tapi ada juga dua orang ekspert yang masuk di dalam manajemen. Di mana itu juga dengan background dari Singapore Airlines, dari Qantas dan yang lain-lainnya untuk posisi CFO dan juga sebagai Chief of Transformation Officer," kata dia.
Sebelumnya, Danantara memberikan dukungan modal berupa shareholder loan senilai 405 juta dolar AS atau setara Rp6,65 triliun pada tahap awal. Total rencana pembiayaan Danantara ditargetkan tembus 1 miliar atau dolar AS setara Rp16,6 triliun yang akan dialokasikan secara bertahap.
COO Danantara, Dony Oskaria menjelaskan, penambahan ekuitas pada tahap berikutnya akan mempertimbangkan terlebih dahulu kinerja Garuda pasca pemberian shareholder loan sebesar405 juta dolar AS. Jika menunjukkan perbaikan kinerja, maka akan dilanjutkan ke tahap berikutnya hingga total 1 miliar dolar AS.
Adapun pendanaan fase awal ini difokuskan pada perawatan dan peningkatan kesiapan operasional armada Garuda Indonesia Group, baik untuk Garuda Indonesia sebagai full service carrier (FSC) maupun Citilink sebagai low cost carrier (LCC).
"Nanti akan ada lagi yang akan kita inject. Mungkin kalau kita lihat ekuitas bagus, pasti akan kita lakukan. Tapi kalau kita lihat misalnya ternyata ini tidak bagus, ya akan kita tutup. Tentu ini baru tahap 1, kemudian akan masuk lagi tahap kedua, dan selanjutnya," kata Dony dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (24/6/2025).










