Roy Suryo Cs Bakal Terbitkan Gibran’s Black Paper: Lebih Gelap dari Ijazah Jokowi

Roy Suryo Cs Bakal Terbitkan Gibran’s Black Paper: Lebih Gelap dari Ijazah Jokowi

Terkini | inews | Minggu, 5 Oktober 2025 - 20:46
share

JAKARTA, iNews.id -  Roy Suryo kembali melontarkan kritik tajam terhadap keluarga Presiden Joko Widodo. Kali ini, ia menyoroti latar belakang pendidikan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden RI.

Dalam pernyataannya, Roy mengungkapkan bahwa timnya tengah menyiapkan sebuah buku bertajuk “Gibran’s Black Paper”. Buku ini, menurutnya, akan menjadi kelanjutan dari “White Paper” yang pernah diterbitkan sebelumnya mengenai Jokowi.

“Kami punya rencana menerbitkan Gibran Black Paper. Kenapa disebut hitam? Karena sejarahnya lebih gelap, bahkan lebih gelap dari white paper soal Jokowi,” kata Roy dalam sebuah diskusi yang dihadiri awak media.

Roy menilai, kisah pendidikan Gibran perlu diungkap secara terbuka agar publik mengetahui fakta yang sebenarnya. Ia menyinggung ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, khususnya Pasal 169 huruf (r), yang mensyaratkan calon presiden dan wakil presiden minimal berijazah SMA atau sederajat.

Menurutnya, hasil penelusuran timnya menunjukkan adanya kejanggalan dalam dokumen pendidikan Gibran. Roy mengklaim telah memeriksa arsip sekolah tempat Gibran menempuh pendidikan di luar negeri, namun hanya menemukan catatan akademik hingga kelas 11.

“Kami sudah cek ke Orsip Park Secondary School di bawah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Yang ada hanya rapor kelas 10 dan 11. Artinya, belum lulus SMA,” ujar Roy.

Roy juga mengutip pendapat Profesor Zulfikar, dosen di Nanyang Technological University, Singapura, yang menjelaskan bahwa jenjang pendidikan di sekolah tersebut baru setara dengan O-Level atau pendidikan menengah pertama plus satu tahun. Untuk bisa lulus setara SMA, siswa harus menempuh A-Level atau tingkat lanjut.

“Jadi, belum bisa disebut lulus SMA. Bahkan, ketika Gibran melanjutkan ke UTS Insearch di Sydney, dia hanya bertahan enam bulan dan tidak menyelesaikan studinya,” ucap Roy.

Roy menyebut bahwa temuan tersebut memperkuat alasan mengapa buku “Gibran’s Black Paper” perlu diterbitkan. Ia mengklaim, publik berhak tahu apakah seorang pejabat tinggi negara benar-benar memenuhi syarat pendidikan sebagaimana diatur undang-undang.

Dalam gaya khasnya yang satir, Roy kemudian menyinggung kisah pewayangan “Petruk Jadi Ratu” untuk menggambarkan fenomena politik yang sedang terjadi di Indonesia. Ia menyamakan sosok “Petruk” dalam lakon tersebut dengan situasi politik di Tanah Air yang menurutnya “penuh ironi dan kepalsuan”.

“Apa yang terjadi sekarang ini sudah diramalkan para pujangga dulu. Ada kisah Petruk jadi ratu, yang menemukan jimat Kalimosodo tapi tak bisa memimpin dengan benar. Petruk ini sekarang diteruskan oleh Petruk kecil, yaitu Gibran,” sindir Roy disambut tawa para peserta diskusi.

Roy bahkan menambahkan sindiran keras dengan menyebut bahwa kendaraan politik yang ditunggangi Gibran kini diibaratkan sebagai “gajah tanpa ijazah”.

“Dulu Petruk numpak banteng, tapi sekarang numpak gajah. Kenapa disebut gajah? Karena gajah itu nggak punya ijazah,” ujarnya.

Di akhir pernyataannya, Roy memastikan bahwa “Gibran’s Black Paper” akan segera diluncurkan di Surakarta, kampung halaman Presiden Jokowi dan Gibran. Ia menyebut, peluncuran tersebut akan dilakukan dalam suasana simbolis dengan pembacaan lagu dan syair sindiran.

“Buku ini akan kita launching di Surakarta Hadiningrat. Ini bukan soal kebencian, tapi soal kejujuran publik dan akuntabilitas seorang pejabat negara,” tutupnya.

Topik Menarik