Ini Alasan Super Holding Danantara Dibagi Dua: Aset dan Investasi

Ini Alasan Super Holding Danantara Dibagi Dua: Aset dan Investasi

Terkini | idxchannel | Minggu, 22 Juni 2025 - 15:14
share

IDXChannel - Danantara memiliki dua divisi yang memiliki fokus berbeda terhadap BUMN yakni pengelolaan aset  dan investasi. Pembagian ini untuk memperjelas tugas dan fungsi serta mengurangi risiko.

Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria menjelaskan, Danantara memiliki dua super holding yakni Danantara Asset Management dan Danantara Investment Management. Danantara Aset memiliki fungsi mengelola aset-aset BUMN sementara Danantara Investment fokus menghasilkan return dari dividen BUMN yang disetorkan.

"Kenapa dibuat dua? Supaya kekhawatiran yang tadi masyarakat pikirkan akan tercampurnya risiko (aset dan investasi) itu tidak terjadi. Tidak ada urusannya kegagalan investasi dengan pengelolaan BUMN," kata Dony di Jakarta dikutip Minggu (22/6/2025).

Dony menjelaskan, Danantara Asset akan mengonsolidasikan seluruh aset BUMN, termasuk bisnisnya agar profitable dan berdaya saing. Sedangkan Danantara Investment akan mengelola dividen yang disetorkan BUMN untuk diinvestasikan yang memberikan nilai tambah terhadap perekonomian nasional.

"Jadi kita paham sekarang, tidak ada urusannya antara investasinya Pandu (COO Danantara Investment) dengan Bank Mandiri. Bank Mandiri di dalam Danantara Asset Management, yang berinvestasi itu adalah Danantara Investment Management, dua super holding ini milik BPI Danantara," tambahnya.

Dony menyebut dividen dari perusahaan BUMN tidak lagi disetorkan ke kas negara, melainkan ke Danantara Investment. Dengan perubahan ini, kata dia, maka konsekuensinya BUMN di masa depan tidak akan lagi mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang membebani APBN karena menjadi tanggung jawab Danantara.

Selain itu, menurut Dony, pengelolaan investasi dari dividen BUMN juga membuat negara lebih berdaulat. Negara memiliki "power" untuk berinvestasi pada proyek-proyek dengan kebutuhan dana besar yang selama ini dikuasai investor asing.

"Investasi-investasi yang tadinya dari asing, bahkan banyak sekali ya, terutama di (sektor) hilirisasi yang dibiayai asing daripada kitanya. Kalau sekarang kami menjadi di depan untuk melakukan investasi itu," kata Dony.

(Rahmat Fiansyah)

Topik Menarik