Jika Israel Serang Fasilitas Nuklir, Iran Minta AS Tanggung Jawab
JAKARTA - Iran memperingatkan Israel agar tidak menyerang fasilitas nuklir mereka. Jika hal itu terjadi, Iran akan meminta pertanggungjawaban Amerika Serikat (AS).
1. Iran Peringatkan Israel dan AS
Hal ini diungkapkan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menanggapi laporan media AS yang menyebutkan Israel sedang mempersiapkan serangan.
"Kami percaya jika terjadi serangan terhadap fasilitas nuklir Republik Islam Iran oleh rezim Zionis, pemerintah AS juga akan terlibat dan memikul tanggung jawab hukum," kata Araghchi dalam surat kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diterbitkan pada Kamis (22/5/2025), melansir Al-Arabiya.
Surat Araghchi menyusul laporan CNN pada Selasa (20/5/2025) yang menggambarkan AS memiliki "intelijen baru yang menunjukkan Israel sedang mempersiapkan menyerang fasilitas nuklir Iran."
Iran dan AS, sekutu terdekat Israel, akan mengadakan putaran kelima perundingan nuklir pada Jumat di Roma di tengah ketidaksepakatan yang mendalam mengenai pengayaan uranium di Iran.
Menurut Washington, ini dapat mengarah pada pengembangan bom nuklir. Namun, Iran membantah niat tersebut.
Laporan CNN tersebut menyatakan tidak jelas apakah Israel telah membuat keputusan tentang aksi militer.
"Iran sangat memperingatkan terhadap segala petualangan oleh rezim Zionis Israel dan akan dengan tegas menanggapi setiap ancaman atau tindakan melawan hukum oleh rezim ini," kata Araghchi.
2. Anggap AS Terlibat
Ia mengatakan, Iran akan memandang Washington sebagai "peserta" dalam serangan semacam itu. Teheran harus mengadopsi "tindakan khusus" untuk melindungi situs dan material nuklirnya jika ancaman terus berlanjut. Pengawas Badan Energi Atom Internasional selanjutnya akan diberitahu tentang langkah-langkah tersebut.
Araghchi tidak menyebutkan tindakan apa yang sedang dipertimbangkan. Namun, seorang penasihat pemimpin tertinggi Iran mengatakan pada April 2025, Teheran dapat menangguhkan kerja sama dengan IAEA atau mentransfer material yang diperkaya ke lokasi yang aman dan dirahasiakan.
Dalam pernyataan terpisah yang dirilis pada hari Kamis, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran memperingatkan Israel akan menerima "respons yang menghancurkan dan tegas" jika menyerang Iran.
"Mereka mencoba menakut-nakuti kita dengan perang. Tetapi, salah perhitungan karena mereka tidak menyadari dukungan rakyat dan militer yang kuat yang dapat dikerahkan Republik Islam dalam kondisi perang," kata juru bicara IRGC Ali-Mohammad Naini.
3. Perundingan Nuklir
Runtuhnya negosiasi AS-Iran atau kesepakatan nuklir baru yang tidak meredakan kekhawatiran Israel.
Pada Selasa, Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengatakan tuntutan AS agar Teheran menghentikan pemurnian uranium adalah "berlebihan dan keterlaluan". Ia menyuarakan keraguan apakah pembicaraan tentang kesepakatan nuklir baru akan berhasil.
Teheran mempertahankan program energi nuklirnya secara eksklusif untuk tujuan sipil.
Iran dan Israel terlibat dalam baku tembak langsung pada April dan Oktober 2024. Ini meningkatkan risiko konflik regional.