Ekspor Beras RI ke Malaysia Belum Berjalan, Kepala Bapanas Ungkap Penyebabnya
IDXChannel - Indonesia berencana mengekspor beras ke sejumlah negara, salah satunya Malaysia. Itu karena stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang melimpah hingga 3,7 juta ton.
Di sisi lain, ada permintaan dari Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia, Datuk Seri Mohammad Bin Sabu. Meski begitu, rencana ekspor beras ke Malaysia belum berjalan.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, membeberkan ekspor beras reguler masih menunggu waktu yang tepat. Meski begitu, dia mengatakan Indonesia dalam beberapa waktu terakhir sudah mengekspor beras khusus ke Saudi Arabia dan beberapa tempat lainnya.
Menurutnya, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia saat ini sedang fokus untuk menyiapkan CBP hingga benar-benar stabil dan aman untuk kebutuhan dalam negeri. Jika itu sudah dipenuhi, maka ekspor beras reguler bisa berjalan.
"Khusus untuk beras reguler ini karena Presiden kita menyampaikan dalam beberapa forum sebenarnya Beliau sudah mengizinkan untuk melakukan ekspor, apalagi membantu negara-negara tetangga yang memang sedang kekurangan. Tapi kita semua saat ini sedang fokus untuk menyiapkan CBP," kata Arief, Kamis (22/5/2025).
"Nanti pada saat produksinya sudah sangat stabil, kemudian cadangan pangan pemerintah cukup, relatif lebih aman, harusnya kita juga bisa melakukan ekspor pada saat CBP tinggi dan produksi bisa dipastikan baik. Komitmen Presiden Prabowo, kita siap membantu negara lain yang kekurangan, namun prioritas utama tetap penguatan ketahanan pangan dalam negeri,” lanjutnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono turut menyampaikan Indonesia sudah membahas terkait berapa banyak beras yang akan diekspor ke Malaysia. Menurutnya, Malaysia akan kebagian jatah beras sekitar 2.000 ton per bulan.
"Kemarin yang dibahas mungkin sekitar 2.000 ton per bulan, karena Malaysia juga mengambil beras dari banyak tempat," kata Wamentan.
Sebagai informasi, stok CBP diproyeksi terus bertambah hingga menyentuh angka 3,8 juta ton pada akhir Mei 2025. Peningkatan CBP dibandingkan tahun-tahun sebelumnya ini berasal dari transfer stok dari 2024 sebesar 1,8 juta ton ditambah dengan surplus produksi 2025 yang diperkirakan mencapai sekitar 8 juta ton.
Momen Menag Nasaruddin Duduk Sejajar dengan Jamaah Lansia hingga Diajak Selfie di Bandara Jeddah
Adapun CBP disiapkan sebagai antisipasi berbagai kebutuhan pemerintah antara lain bantuan pangan dan intervensi pasar melalui program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
(Febrina Ratna Iskana)