Pelindo Siapkan Strategi Ini Agar Macet Parah di Tanjung Priok Tak Terulang

Pelindo Siapkan Strategi Ini Agar Macet Parah di Tanjung Priok Tak Terulang

Terkini | idxchannel | Rabu, 23 April 2025 - 20:14
share

IDXChannel - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menyiapkan inisiatif lain agar kemacetan panjang mengarah ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, tak lagi terjadi di masa-masa mendatang.

Inisiatif lain tersebut yakni dengan melakukan pembatasan truk atau pengendalian truk yaitu dengan penerapan Terminal Booking System (TBS) dan juga akan mendorong penerapan dual move operation untuk angkutan pelabuhan.

Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan, sistem tersebut dapat mengurangi trafik. Sebab, truk akan membawa peti kemas saat datang maupun meninggalkan terminal di Tanjung Priok.

"Sehingga konsep dual move ini lebih efisien termasuk mengurangi biaya karena ada penghematan bahan bakar," ujarnya di Jakarta, Rabu (23/4/2025).

Sedangkan untuk solusi jangka panjang, kata dia, Pelindo telah menyiapkan pembangunan jalan baru yaitu New Priok Eastern Access (NPEA), yang menghubungkan secara langsung New Priok Terminal ke jalan tol pelabuhan sebagai solusi jangka panjang.

"Jalan ini akan mendukung kelancaran pergerakan barang dari dan menuju kawasan industri, termasuk kawasan industri Cikarang, Cibitung, dan kawasan lainnya, ke Pelabuhan Tanjung Priok," kata Arif.

Sebelumnya, Pelindo telah melakukan evaluasi dan identifikasi internal guna mencari sumber penyebab kejadian kemacetan pada 17-18 April 2025. Dari hasil evaluasi terlihat salah satu terminal petikemas di Tanjung Priok yaitu Terminal NPCT1, melayani customer melebihi dari kapasitas ideal untuk operasi.

"Berdasarkan hasil investigasi yang cukup detail, disimpulkan bahwa permasalahan kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok adalah akibat kecerobohan dan ketidakcermatan NPCT1 dalam melakukan perencanaan operasi. Dan perlu kami jelaskan juga, kejadian ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan pembatasan angkutan pada saat Lebaran," ujar Arif Suhartono.

Arif menegaskan, lonjakan aktivitas tersebut sebagai kombinasi dari adanya tiga kapal yang sandar bersama-sama di NPCT1, peningkatan kepadatan lapangan (Yard Occupancy Ratio-YOR) melebihi ambang normal. Dan pada saat yang sama, alat bongkar muat di lapangan (RTG) juga harus melayani receiving dan delivery truk petikemas melebihi kapasitas peralataan. 

Untuk terminal petikemas internasional yang lain, seperti Jakarta International Container Terminal (JICT), Terminal Petikemas Koja (KOJA), Mustika Alam Lestari (MAL) dan Terminal 3, tidak ada permasalahan apapun.

Untuk menurunkan kepadatan di NPCT1, kata dia, Pelindo bersama otoritas terkait melakukan pemindahan sandaran ke terminal lain untuk kapal yang akan melakukan kegiatan bongkar. Sehingga, tingkat kepadatan lapangan petikemas lebih cepat turun. 

"Selain itu, kami meningkatkan pengawasan terhadap proses keluar masuk barang untuk memastikan situasi normal terus terjaga," ujar Arif.

"Sekali lagi kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyaman yang terjadi akibat kejadian tersebut, dan kami terus melakukan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan di pelabuhan, agar kejadian serupa tidak terulang kembali," katanya.

(Dhera Arizona)

Topik Menarik